Dulu, tugas Satpol PP hanya menjaga kantor gubernur dan pemerintahan. Sekarang dinilai telah melenceng
Hidayatullah.com-- Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan, para pemberi perintah kepada Satpol PP harus diperiksa. Selanjutnya, peristiwa bentrok sekitar makam Mbah Priok diusut dan diinvestigasi. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada kekeliruan dalam perintah.
"Dan yang memerintah siapa, kok nggak disuruh mundur aja. Saya minta para pemberi perintah dari Satpol PP ini diperiksa, ya kepalanya, komandannya lah," ujarnya di Jakarta, Kamis (15/4).
Menurutnya peristiwa bentrokan ini suatu keprihatinan. "Saya prihatin dan sedih. Karena yang bentrok sama-sama orang kecil. Aparat satpol PP yang jadi korban juga dari keluarga yang biasa-biasa aja," ujarnya.
Kejadian bentrokan itu, menurut Priyo sebenarnya bisa dihindari. "Itu sangat bisa dihindari. Kenapa kok kemudian ngak diantisipasi segera untuk status quo," paparnya.
Kembalikan Fungsi
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Nasional (Komnas) HAM Nur Cholish mengatakan, dengan banyaknya tindak kekerasan selama ini, Satpol PP dinilai perlu dikembalikan fungsinya yang telah melenceng dari semangat awal pembentukannya.
"Sekarang kan fungsi Satpol PP lebih ke posisional awalnya dulu, Satpol PP hanya menjaga kantor gubernur dan pemerintahan. Apalagi, tuntutan pembubaran semakin menguat," kata Nur Cholish.
Daripada dibubarkan, menurutnya, lebih baik peran Satpol PP saat ini dikurangi dan dikembalikan ke fungsi awal. Hanya saja, untuk mewujudkannya diperlukan dukungan DPR yang mewakili aspirasi rakyat.
"Pengalaman selama ini, Satpol PP kan dinilai sering bertindak brutal. Sehari sebelum Tanjung Priok, Satpol PP juga bentrok saat penggusuran Cina Benteng di Tangerang. Jadi, kapasitasnya sudah tidak bisa dipaksakan lagi," kata dia. [tri/kom/www.hidayatullah.com]