View Full Version
Senin, 19 Apr 2010

Saudi Dirikan Pusat Riset Energi Nuklir

Permintaan energi Saudi meningkat delapan %  semenjak tahun lalu dan akan terus meningkat hingga 60.000 megawatt pada 2020

Hidayatullah.com-- Arab Saudi akan mendirikan pusat penelitian untuk mengembangkan nuklir dan energi alternatif untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan energi dan air tawar, Sabtu (17/4).

Pesatnya pemintaan energi membuat Arab Saudi harus menggali semua sumber energi, kata wakil menteri perlistrikan Saleh Alawajj.

Permintaan energi meningkat sebesar delapan persen semenjak tahun lalu dan akan terus meningkat hingga 60.000 megawatt pada 2020.

Kerajaan itu saat ini sedang menggarap investasi 80 miliar dolar untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listriknya dari 46.000 MW hingga 67.000 MW pada 2020.

Raja Abdullah memerintahkan untuk membangun kompleks penelitian energi yang akan dipimpin oleh bekas menteri perdagangan Hashem bin Abdullah Yamani.

Kantor berita SPA tidak memberikan informasi detail mengenai proyek baru tersebut, menurut rencana pusat riset energi tersebut akan berpusat di ibukota Riyadh.

Pusat riset bertanggung jawab untuk melakukan penelitian dan merencanakan langkah-langkah strategis ke depan, jelas SPA. Pusat riset ini juga akan memberikan langkah-langkah perencanaan terkait dengan penggunaan energi nuklir.

Saat ini kerajaan sedang memperhatikan pertumbuhan pesat permintaan energi listrik dan pengayaan air bersih seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk subsidi listrik dan harga air bersih di dalam negeri, tulis SPA.

Penggunaan energi alternatif yang berkesinambungan dan sumber-sumber yang memadahi untuk kebutuhan listrik dan air akan mengurangi ketergantungan pada hidrokarbon, tulis SPA.

Arab Saudi juga berambisi untuk meningkatkan penggunaan minyak mentah untuk listrik hingga 2.5 juta barel dari minyak (BOE) pada 2020 perhari.kata Allawaji. Saat ini mereka menghabiskan 1.5 juta BOE pada 2009.

Tahun lalu, Menteri Ekonomi Perancs menyatakan Aran Saudi dan Peracis telah hampir menyelesaikan kesepakatan kerjasama energi nuklir.

Meneteri Kelistrikan dan Air Arab Saudi menyatakan bahwa pihaknya akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir untuk pertama kalinya.

Negara tetangganya,Kuwait juga sepakat untuk membangun instalasi energi nuklir bersama Perancis, Jumat.

Uni Emirat Arab tercatat sebagai negara Teluk pertama yang telah membangun pembangkit energi nuklir, sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan listrik di negara itu yang terus meningkat.

Pada Desember, Kerajaan Uni Emirat Arab telah meneken proyek nuklir sebesar 40 miliar dolar kepada konsorsium Korea di empat instalasi nuklir di negeri para Emir itu.

Pengekspor ketiga terbesar UEA akanmembangun reactor nuklirnya pada 2017. [sadzali/arby/www.hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version