View Full Version
Rabu, 21 Apr 2010

Paus Benedictus Dinilai Punya Masalah Humas

Pengamat mengkritik, Benedictus tidak menguasai semua masalah dalam Vatikan


 
Hidayatullah.com--Hari Minggu silam Paus Benedictus XVI berjanji akan mengambil langkah untuk melawan pelecehan seksual terhadap anak-anak di dalam gereja Katolik. Dan ia pun berbicara dengan para korban pelecehan. Kemelut  yang muncul akibat diskusi luas di dunia tentang pelecehan seksual dalam gereja, sepenuhnya membayangi peringatan pertama Benedictus.
 
Ketika Joseph Ratzinger 5 tahun silam menaiki balkon basilika Santo Petrus, muncul kekecewaan di lapangan depan gereja besar itu. Pidato intelektualisnya yang pertama tidak membuat warga Roma menerima Paus Benedictus XVI di dalam hati mereka, seperti pendahulunya. Bagi para umat Paus Johannus Paulus II yang hangat terhadap media, tetap adalah Paus mereka, tidak seperti Joseph Ratzinger yang dingin dan tidak akrab. 
 
Sebagai mantan ketua Kongregasi para Kardinal, Joseph Ratzinger sejak 1981 ikut bertanggung jawab terhadap garis keagamaan gereja Katolik, garis yang konservatif dan dogmatis. Pada pemakaman Paus Johannes Paulus II sudah dengan jelas tampak, apa programnya, kalau ia dipilih menjadi Paus. Dalam khotbahnya yang panjang, Ratzinger menentang keras 'kediktatoran relativisme, yang meragukan segalanya, dan mengakui satu-satunya patokan adalah 'aku' dan kemauan individu sendiri'. Untuk menghadapi itu ia menyatakan 'Anak Tuhan' sebagai satu-satunya jalan.

Konservatif
 
Dari penolakan terhadap pembaruan seperti terungkapkan dalam kata Konsili Kedua Vatikan, dan gagasannya yang keras terhadap seksualitas dan penelitian genetik, tampak bahwa Paus punya pandangan-pandangan yang konservatif.

Secara tradisional politik Italia mengikuti Vatikan. Namun di luar Italia pendiriannya itu sering menjadi sasaran kritik. Di Jerman, Prancis dan Uni Eropa dengan keras mengecam ucapannya  tentang penggunaan kondom untuk mencegah AIDS. Dalam lawatannya di Afrika Maret 2009, Benediktus mengatakan; bahwa kondom hanya akan memperbesar masalah saja.

Namun akhirnya kebijakan Benedictus adalah penerusan dari pendahulunya. Konservatisme dan ekumene adalah dua titik pijak dalam garis itu. Dengan demikian Benedictus XVI, sesudah Johannes Paulus II, adalah Paus kedua dalam sejarah yang mengunjungi Synagoga Roma dan dengan menggunakan kekuasaannya melakukan kerjasama dengan gereja ortodoks Anglikan.

Islam
 
Dalam periode ketegangan dengan dunia Islam, Paus Benedictus mengambil teks dari Abad Pertengahan, yang mengkecam Islam. Dalam pidatonya di Regensburg, Jerman,  ia mengulang kata-kata Kaisar Bizantin: "tunjukkan kepada saya apa yang saja yang diperbuat Muhammad, dan kau hanya akan menemukan hal-hal yang buruk."

Teks tentang topik yang sedemikan peka yang pada waktu itu muncul keluar, menurut pengamat Vatikan, Marco Politi, meunjukkan betapa komunikasi yang sedang berlangsung dalam kepausan itu.
 
"Paus Benedictus menganggap urusan dengan pers sebagai sekat bagi ide-idenya, dan bukan sebagai tempat di mana para wartawan bisa melakukan dialog dengan gereja".

Pedofili
 

Juga dalam menangani kasus skandal pedofili, menurut Politi, terutama merupakan bencana Humas. Akibat tak adanya keterbukaan dan mengutamakan kepentingan gereja, terjadilah kerusakan parah terhadap citra gereja dan Paus. Dan juga dengan nyata menunjukkan bahwa Benedictus tidak menguasai semua masalah dalam Vatikan. Nyatanya ia dikejutkan oleh ungkapan Uskup Cantalamessa dalam misa Hari Paskah, yang menggambarkan 'serangan terhadap gereja menyerupai penghukuman terhadap kaum Yahudi. [rnwl/hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version