Ibu yang menyiksa anak karena memiliki masalah dengan suami berarti ibu itu belum menjadi manusia dewasa
Hidayatullah.com-- Ketua Komisi Nasional perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi alias Kak Seto mengatakan, kasus penganiayaan anak semakin banyak. Tercatat pada 2009 dilaporkan 1.763 kasus. Terhitung Januari hingga April 2010 jumlahnya sudah 1.000.
“Delapanpuluh persen kasus yang dilaporkan itu dianiaya ibunya,” katanya.
Psikolog dan pemerhati anak menyampaikan hal itu saat mengunjungi Azrielle Marcelli di di Jl. Linggar Jati, Duren Jaya, Bekasi Timur, Kamis (22/4) siang.
Azrielle Marcelli, bocah delapan tahun ini, meminta agar Sandra, sang ibu, yang telah mengaiaya dirinya tak dipenjara.
“Mama jangan ditahan… Saya sayang sama mama,” kata Azrielli dengan mata basah kepada Kak Seto.
Di rumah itu, Azrielle dan adiknya, Baby Calisa, 2, ditampung. Ibu mereka, Sandra, diperiksa polisi karena menyiksa dengan menyetrika dada Azrielle. Wanita itu murka saat sulung dari dua anaknya itu menghabiskan kue brownis lalu bermain tanpa mengajak adiknya. Pekerja sebuah konter HP ini mengaku melampiaskan kekesalannya pada anaknya karena jengkel pada suami yang tak bekerja, tapi jarang di rumah.
Secara terpisah, Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kompol Ade Ari Syam Indradi mengatakan Sandra tak dijebloskan ke penjara dengan pertimbangan wanita itu menyesal dan berjanji tak mengulangi perbuatannya lagi.
“Apalagi anaknya juga meminta supaya ibunya tak ditahan,” katanya. “Meski tak ditahan tapi proses hukum terhadap Sandra tetap berjalan.”
Sementara itu, ahli jiwa anak Dr. Erwin T. Kusuma mengatakan seorang ibu yang menyiksa anak memiliki daya tahan mental buruk.
“Jika daya tahan mental kuat, apalagi ditopang dengan landasan agama kuat maka kekerasan seperti itu tidak akan terjadi,” ucap psikiater ini.
Menurutnya, ada dua bahasa anak, yakni menghindar dan menyerang saat menemui masalah.
“Bahasa anak berbeda dengan orang dewasa. Jika ada masalah, orang dewasa akan mengatasi masalahnya sedang anak cuma bisa menghindar atau menyerang, bukan mencari jalan keluar,” katanya
Dengan kata lain, ibu yang menyiksa anak karena memiliki masalah dengan suami berarti ibu itu belum menjadi manusia dewasa. Artinya, jiwanya masih kanak-kanak dan hanya bisa menyerang atau menghindar saat mendapat masalah.
“Si ibu tadi hanya mengandalkan otot, bukan otak. Seharusnya orang dewasa lebih banyak mengandalkan otak. Kalau anak-anak memang otot,” kata dokter RSPAD Gatot Subroto ini. “Ibu itu harus dibawa ke psikiater agar bisa mengendalikan diri dan si anak juga harus menjalani terapi agar tak trauma.”
Usai pertemuan itu, Seto mengatakan penganiayaan yang dialami Azielle berlatar belakang masalah eskonomi keluarga. “Ibunya bermasalah dengan bapaknya lalu sering ribut dan anak yagn menjadi sasaran,” katanya. [pko/
hidayatullah.com]
foto: ilustrasi