Ini merupakan strategi baru Palestina untuk melawan Israel. Situasi seperti ini sangat sulit untuk dibendung
Hidayatullah.com--Kampanye yang dilakukan oleh warga Palestina untuk memboikot berbagai macam produk dari pabrik-pabrik di Tepi Barat, setidaknya telah menutup tujuh belas pabrik sejak dimulainya kampanye beberapa bulan lalu. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (16/5).
Bagi Israel, seperti yang dikatakan oleh salah seorang pemilik dari tiga ratus pabrik di Tepi Barat, situasi seperti ini sangat sulit untuk dibendung. Sedangkan bagi Palestina sendiri, hal ini merupakan stratergi baru untuk dapat melawan Israel.
Bangsa Palestina telah mencoba selama lebih dari empat puluh tahun untuk mengakhiri pendudukan Israel, baik itu melalui negosiasi ataupun pemberontakan yang berlangsung lebih dari dua dekade, namun belum berhasil.
Sekarang Palestina ingin mencapai cita-cita mereka tersebut dengan cara boikot produk Israel. Mereka menilai bahwa cara seperti ini merupakan cara damai yang dapat mereka lakukan, bukan dengan kekerasan.
Strategi boikot yang dilakukan Palestina ini sudah banyak diketahui dunia internasional. Dan bahkan strategi ini sudah membuahkan hasil yang signifikan, karena adanya dukungan langsung oleh para pemimpin Palestina.
Dalam sebuah wawancara pada minggu lalu, kepala pemerintah sementara Palestina, Salam Fayyad mengatakan, "Kami berkomitmen untuk tetap melakukan aksi perlawanan damai, namun juga tetap menentang proyek permukiman Israel. Dan kami memiliki hak untuk memboikot produk-produk Israel, karena kami yakin ini merupakan cara yang efektif untuk melawan Israel secara damai."
Namun sebagian pengamat menganalisis bahwa kampanye boikot produk Israel yang dilakukan Palestina ini akan menjadi penghalang tercapainya kesepakatan negosiasi damai tidak langsung antara keduanya yang diadakan dengan perantara Amerika Serikat. [sadz/jzr/www.hidayatullah.com]