Iraq untuk pertama kalinya mengirimkan duta besar untuk Mesir.Langkah awal pemulihan hubungan diplomatik antara Iraq dan Mesir
Hidayatullah.com--Diplomat Iraq, Nizar Issa Al-Khairullah, menjadi Duta Besar Iraq pertama di Kairo setelah hampir dua puluh tahun lamanya. Hal ini dianggap sebagai langkah persiapan untuk membangun kembali hubungan bilateral Mesir dan Iraq. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (23/5).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Hussam Zaki mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Mesir Ahmad Abul Ghait menegaskan dalam pertemuannya dengan Duta Besar Iraq yang baru untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Iraq dalam berbagai bidang. Zaki menambahkan bahwa Abul Ghait juga menegaskan bahwa Mesir akan turut menjaga stabilitas keamanan dan kemajuan Iraq.
Hussam Zaki menyatakan lagi bahwa Abul Ghait juga menekankan akan kekhawatirannya mengenai dampak negatif dari campur tangan asing dalam urusan Iraq.
Nizar Issa Al-Khairullah ditunjuk sebagai Duta Besar Iraq setelah adanya pengangkatan Duta Besar Iraq untuk Liga Arab bulan lalu, yaitu Qays Al-Azzawi, anggota Gerakan Nasional Arab di Iraq.
Hubungan bilateral Mesir dan Iraq terputus pada tahun 1991, setelah Mesir ikut berpartisipasi dalam koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Koalisi internasional itulah yang mengeluarkan Iraq dari Kuwait pada tahun 1991, pada masa pemerintahan Presiden Iraq Saddam Hussein.
Mesir kembali membangun hubungan diplomatiknya dengan Iraq pada tahun 2003 yang lalu, yaitu setelah runtuhnya Baghdad. Ketika itu dipilihlah Ihab As-Syarif sebagai Duta Besar Mesir di Iraq. Namun Duta Besar Mesir itu diculik dan akhirnya dibunuh pada bulan Juli 2005.
Pada akhir tahun lalu, Mesir kembali mengirim Duta Besarnya ke Iraq untuk memulihkan hubungan diplomatik antara kedua negara. Sebenarnya Iraq juga telah mengutus Shafiya Al-Suhail sebagai Duta Besarnya di Kairo pada tahun 2003, namun ia tidak menerima tugas-tugas apapun karena alasan tidak dipublikasikan. [sadz/jzr/hidayatullah.com]