Pasukan Israel menyerang tempat perlindungan para relawan perempuan. Mereka itu menodongkan senjata ke kepala mereka
Hidayatullah.com--Salah seorang anggota parlemen Mesir dari Ikhwanul Muslimin yang juga menjadi relawan kemanusiaan di kapal Mavi Marmara, Dr Hazim Faruk Mansur mengungkapkan kejadian yang sesungguhnya terhadap "armada kebebasan" secara detail dan rinci kepada Al-Arabiya.net. Faruk mengatakan, ketika pulang ke Mesir,ia hanya mengenakan kaos dalam yang dilumuri dengan darah korban warga negara Turki yang meninggal akibat serangan Israel. Bahkan lantai kapal itu berubah warna menjadi merah akibat darah para korban, tambahnya lagi.
Faruk dan rekannya Muhammad Al-Baltaji yang sempat ditahan di pelabuhan Asdoud di Israel, mengungkapkan bahwa semua yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Lieberman adalah kebohongan belaka. Ia mengatakan secara tegas bahwa kapal Armada Kebebasan tidak ada membawa senjata sama sekali, seperti yang dituduh oleh Israel.
Faruk menceritakan, sekitar jam empat dini hari, mereka melakukan shalat subuh berjamaah. Namun di tengah-tengah shalat, mereka dikejutkan dengan beberapa helikopter yang terbang di atas kapal mereka, serta 4 kapal yang dilengkapi dengan meriam dan 16 kapal lainnya yang membawa sekitar delapan orang di setiap kapal.
Kemudian helikopter itu langsung menurunkan serdadunya dengan senjata yang lengkap, dan menembakkannya kepada mereka. Seketika para relawan langsung berlarian. Namun sebagian dari mereka ada yang tertangkap oleh tentara Israel, dan tidak segan-segan tentara Israel itu membunuh mereka di dapan relawan lainnya. Ketika itu sebanyak 14 relawan dari Turki langsung syahid di tempat, dan beberapa beberapa orang lainnya luka-luka.
Setelah itu tentara Israel menyerang tempat yang digunakan sebagai perlindungan para relawan perempuan. Tentara itu menodongkan senjata ke kepala mereka. Tentara Israel memperlakukan mereka dengan kejam, tidak pandang bulu. Semua orang akhirnya diborgol.
Faruk menjelaskan, "Tentara Israel menurunkan kami satu persatu dari induk kapal. Mereka menurunkan Syeikh Raid Shalah, Syeikh Muhammad Zaidan, Syeikh Hamad, kemudian saya dan Dr Baltaji. Dan kami semua diborgol." [sadz/aby/hidayatullah.com]