Presiden Turki anggap serangan Israel terhadap Mavi Marmara menunjukkan bahwa Israel tidak menghargai nilai persahabatannya dengan Turki
Hidayatullah.com--Presiden Turki, Abdullah Gul menyatakan bahwa Turki tidak menutup kemungkinan akan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel. Ia mengatakan, Turki tidak akan mengampuni Israel atas serangan terhadap armada kebebasan di kapal Mavi Marmara yang telah menewaskan 9 orang warga negara Turki pada akhir bulan lalu. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (12/6).
Gul menambahkan, serangan Israel terhadap relawan kemanusiaan yang ingin menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza itu tidak akan mungkin bisa terlupakan. Kecuali Israel bersedia meminta maaf dan memberikan konpensasi terhadap para korban.
Presiden Turki juga menyambut baik usulan PBB untuk mengikutsertakan Turki dan Israel dalam tim investigasi terhadap serangan Israel di kapal Mavi Marmara. Namun ternyata Israel belum menjawab usulan PBB tersebut, tambahnya lagi.
Ketika menanggapi pertanyaan, apakah mungkin Turki memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel? Dengan tegas Gul menjawab, "Segala sesuatunya mungkin saja terjadi". Tambahnya lagi, "serangan tersebut menunjukkan bahwa Israel tidak menghargai nilai persahabatannya dengan Turki".
Selain itu, Gul juga menekankan perlunya mengakhiri blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang telah berlangsung selama tiga tahun. [sdz/jzr/hidayatullah.com]