Aktivis perdamaian Perancis meminta Ehud Barak ditangkap setibanya di bandara
Hidayatullah.com--Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak membatalkan rencananya untuk mengunjungi pameran penjualan senjata di Perancis pada menit-menit terakhir, setelah aktivis Freedom Flotilla yang selamat mengatakan akan menyeret pejabat Zionis itu ke pengadilan sebagai penjahat perang.
Para aktivis asal Perancis akan memasukkan tuntutan hukum terhadap Israel ke Mahkamah Internasional di Den Haag. Mereka meminta agar polisi Perancis menangkap Barak setibanya di bandara udara.
Salah seorang jurubicara aktivis, Lilian Glock, kepada para reporter mengatakan, "Saya berbicara atas nama sekelompok pengacara internasional yang akan pergi ke Mahkamah Internasional membawa kasus serangan Israel atas kapal-kapal kemanusian, yang tanpa diragukan lagi merupakan kejahatan perang dan untuk menjustifikasi tindakan kami ke Mahkamah Internasional."
"Israel harus menghentikan ketegangan berdarah ini dan satu-satunya solusi adalah hukum internasional. Kami ingin menghentikan Israel dan menghukum para pemimpin yang berpartisipasi dalam kejadian itu. Tindakan kami ditujukan kepada orang-orang tertentu, terutama para pemimpin, dan mereka yang melaksanakan perintah, karena tidak mustahil (mereka) bersembunyi di belakang garis komando. Para aktivis perdamaian yang membawa barang-barang penting ke Gaza dilindungi oleh Resolusi DK PBB 1860 yang mengecam blokade, yang oleh karenanya para aktivis tidak melanggar hukum," tambah Glock, seperti dikutip Pusat Media Timteng (13/6).
Sebenarnya Barak menolak untuk membatalkan perjalanannya ke Perancis, karena dia dijadwalkan meresmikan lapak Israel dalam pameran perdangan senjata Eurosatory, yang dibuka pekan ini.
Pameran perdagangan senjata itu sendiri dihujani kritik aktivis perdamaian Eropa, karena acara itu merupakan "perdagangan kematian" yang diikuti para pemasok senjata.
Beberapa tahun lalu para aktivis membeli sebuah tank dan berusaha mengendarainya menuju lokasi pameran untuk mengacaukan acara tersebut. Sejak itu tingkat keamanan di lokasi pameran diperketat.
Pada pameran senjata dua tahun lalu, Fox News melaporkan, lapak negeri Zionis menampilkan wanita berbusana tipis yang membawa senjata kebanggaan perusahaan-perusahaan Israel, yang akan dijual ke pasar internasional.
Dalam perjalanan terakhirnya ke Paris, Ehud Barak dikritik pengawas anggaran, karena menghambur-hamburkan uang ketika menghadiri Paris Air Show 2009. Menurut laporan keuangan perjalanan tersebut, Barak menyewa kamar di hotel-hotel termahal, tapi sepertiganya tidak dipakai. Pengawas menemukan 254.000 dollar dihabiskan untuk membayar kamar kosong dan pengeluaran sia-sia lainnya. [di/imc/www.hidayatullah.com]