Sistem politik Welayat Al-Faqih yang berjalan di Iran sekarang ini, mirip dengan dominasi gereja di Barat pada abad pertengahan
Hidayatullah.com--Salah seorang ulama Iran, Mohsin Kadivar menyatakan bahwa gelar "Wali Arm Muslimin" yang disematkan kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khameini hanyalah semata-mata klaim belaka. Demikian dilansir Al-Arabiya.net (24/6).
Kadivar adalah seorang peneliti, penulis, dan pemikir muslim dari oposisi Iran yang melarikan diri ke luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Sebelumnya ia juga sempat dipenjara beberapa tahun akibat dari kritikan dan tulisan-tulisannya di media massa.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al-Arabiya.net, Kadivar menjelaskan bahwa sistem politik Welayat Al-Faqih yang berjalan di Iran sekarang ini, mirip dengan dominasi gereja di Barat pada abad pertengahan.
Kadivar mengatakan, Gerakan Al-Khadra (Gerakan Hijau, bahasa Indonesia) selaku oposisi pemerintah, bertujuan untuk mengembalikan hak-hak setiap orang di dalam pemerintahan dan kepentingan nasional, serta keikutsertaan dalam pengambilan setiap keputusan dan undang-undang.
Ia juga menilai keputusan yang diambil oleh para pemimpin oposisi untuk membatalkan demonstrasi pada peringatan pemilu presiden Iran yang lalu, adalah keputusan yang sangat bijak.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sarana untuk menindas orang-orang yang memprotes segala sesuatu di pemerintahan Syi'ah di Iran. Namun ia menilai bahwa ketakutan pemerintah yang bisa dilihat dari persiapan keamanan yang luar biasa, adalah sebagai bukti dari besarnya Gerakan Al-Khadra itu sendiri. [sdz/aby/hidayatullah.com]