Haedar Nashir yang sebelumnya unggul di Sidang Tanwir yang berlangsung di Asri Medical Center (AMC), kini turun jauh
Hidayatullah.com-- Setelah sempat saling berkejaran suara dalam pemilihan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010-2015, akhirnya Prof. Dr. Din Syamsuddin memimpin perolehan suara dengan 1915 pemilih pada Selasa dini hari (6/7).
Perhitungan suara yang menggunakan komputerisasi atau sistem online ini berakhir pada pukul 00.14 WIB, dengan perolehan suara 13 besar secara berurutan adalah Muhammad Muqoddas dengan 1650 pemilih, A. Malik Fadjar dengan 1562 suara, A. Dahlan Rais dengan 1508 suara, dan Haedar Nashir dengan 1482 suara.
Selanjutnya perolehan suara lainnya adalah Yunahar Ilyas dengan 1431 suara, Abdul Mu’ti dengan 1322 suara, Agung Danarto dengan 1034 suara, Syafiq A Mughni dengan 952 suara, Fatah Wibisono dengan 942 suara, M Goodwill Zubir dengan 931 suara, Bambang Sudibyo dengan 887 suara, dan Syukriyanto AR dengan 797 suara.
Menurut Sekretaris Pemilihan Ketua Muktamar Muhamamdiyah, Budi Setiawan, dari total 2418 pemilih, yang masuk ke kotak suara berjumlah 2223 surat, dengan surat suara sah berjumlah 2186, dan suara tidak sah 37 suara.
Ke-13 nama terpilih ini menurut agenda muktamar akan bersidang hari ini untuk memilih satu di antara mereka sebagai Ketua Umum PP. Muhammadiyah periode 2010-2015.
Wakil Sekretaris Majelis Tabligh dan Dakwah PP Muhammadiyah Periode 2005-2010, Risman Muchtar, yang ditemui Hidayatullah.com Senin (5/7) mengemukakan, meski meraih suara terbanyak, dalam tradisi Muhammadiyah belum tentu Din Syamsuddin akan kembali memimpin Muhammadiyah.
“Pada periode sebelumnya, AR. Fachruddin sebenarnya bukan pemilik suara terbanyak, namun atas dasar hasil sidang formatur, justru beliau yang terpilih,” jelas Risman. Ketua peraih suara terbanyak menurutnya, baru terjadi pada periode Amin Rais dan Din Syamsuddin.
Terkait komputerisasi yang diterapkan dalam penghitungan suara tersebut, Koordinator Seksi informasi Teknologi Muktamar Muhammadiyah, Wahyudi, ST. MT mengaku dapat meminimalisir kesalahan data, dan hasilnya pun lebih cepat diperoleh.
“Pada sistem ini, keakuratannya mencapai 99 persen,” ungkapnya yakin. [jid/hidayatullah.com]