

Tahap pertama KA Masyair ini dirancang untuk mengangkut 70.000 jamaah haji dalam waktu satu jam

Hidayatullah.com--Komite Haji Tertinggi Arab  Saudi bertemu hari Sabtu lalu dan membahas peluncuran sebagian dari  kereta api Metro Mekah, sistem kereta api baru menghubungkan  tempat-tempat suci Mina, Arafat, dan Muzdalifa ke kota suci.
Deputi  Perdana Menteri II dan Menteri Dalam Negeri Pangeran Naif, yang  memimpin pertemuan tersebut, menyerukan kepada lembaga-lembaga publik  dan swasta untuk membuat musim haji mendatang sukses.
Tahap  pertama dari Metro, yang juga dikenal sebagai KA Masyair ini dirancang  untuk mengangkut 70.000 jamaah haji dalam waktu satu jam antara  tempat-tempat suci, akan diluncurkan selama musim haji.
"Tiga  puluh lima persen dari kapasitasnya akan digunakan haji tahun ini," kata  seorang pejabat senior. Saudi akan memiliki 20 kereta tahun depan  sehingga bisa beroperasi dengan kapasitas penuh. Setiap kereta akan  memiliki 12 gerbong.
Proyek kereta api akan membawa perbaikan  luar biasa dalam pengangkutan jamaah haji antara tempat-tempat suci.  Kereta api baru akan diujicoba 1 Agustus mendatang, sebelum Ramadhan.
Komite  haji juga mendiskusikan cara terbaik untuk mengelola mataf (tempat  tawaf) pada hari-hari puncak haji dan Ramadhan.
"Pertemuan ini  juga membahas prospek menggunakan rumah sakit di tempat-tempat suci dari  Mina dan Arafat sepanjang tahun," kata Saaed Al-Harithy, sekjen komite.
Dalam  pertemuan yang dihadiri oleh Gubernur Mekah Pangeran Khaled Al-Faisal  dan 10 menteri itu, rapat menekankan perlunya  meningkatkan pengaturan  di bandara dan pelabuhan untuk menerima jemaah umrah.
Komite  memutuskan untuk memperbaiki kondisi miqat, lokasi di mana para peziarah  mengenakan ihram mereka sebelum menuju Mekah, dan membangun masjid di  tempat-tempat itu. Loker juga akan didirikan di Mekah dan Madinah untuk  digunakan oleh para peziarah dan pengunjung.
Topik lain yang  dibahas adalah menghubungkan Mina baru dengan Jembatan Jamrat,  Expressway antara Mekkah dan Madinah yang menggunakan energi matahari,  pengaturan jamarat serta penerapan sistem elektronik untuk urusan Haji  dan Umrah. Demikian seperti diberitakan harian Arab News edisi Sabtu, 10  Juli kemarin lalu. [mch/ihj/hidayatullah.com]