View Full Version
Selasa, 03 Aug 2010

Mencari Imam Idola di Negeri Jiran

Produsen acara TV realty show pencarian bakat pemimpin Muslim muda terbaik berharap negara-negara Muslim mengadopsi program ini

Hidayatullah.com-- Muhammad Asyraf Ridzuan (26), dari Penang,  dikukuhkan sebagai pemenang "Imam Muda Malaysia” atau  atau "Young Imam" dalam final hari Jumat, mengalahkan finalis lain. Pengumuman kemenangannya dikukuhkan Hasan Mahmud Al-Hafiz selama  hari Jumat, 30 Juli 2010 kemarin.  

Dalam 10 episode,  program primetime  mencoba merangsang minat dalam  Islam diantara anak-anak muda dan menciptakan beberapa model peran modern bagi mereka dengan menggabungkan format realty show dengan ajaran Islam.

Acara ini menarik minat di Malaysia dan luar negeri sebagai kontestan mengenakan pakaian setelan hitam, membacakan ayat-ayat Suci Al-Quran, menyanyikan lagu sesuai dengan  Islam, dan menasihati anak-anak muda Malaysia lebih bermoral.

Sebagai pemenang,  Asyraf berhak memperoleh beasiswa kuliah di  Universitas Al-Madinah,  sebagai seorang imam di sebuah masjid di Kuala Lumpur, mobil, iPhone, dan biaya gratis naik haji ke Mekah.

“Imam Muda” adalah sebuah acara pencarian "idola" yang disiarkan di televisi. Begitu populernya di Malaysia, hingga media asing seperti Associated Press dan Wall Street Journal tertarik mewartakannya.

Imam Idol

Sekilas acara ini terlihat sama seperti ajang "idol" lainnya. Para peserta terdiri dari 10 lelaki muda nan gagah dan tampan. Mereka harus menyelesaikan beberapa tantangan. Dan di akhir pertunjukan peserta dan penonton berdebar-debar, menanti keputusan siapa yang harus dipulangkan.

Kenyataannya, kompetisi yang satu ini sangat berbeda. Bukan wajah dan fisik yang diandalkan para peserta. Bukan pula kemahiran menari, menyanyi, atau keluwesan berlenggak-lenggok dan berpose layaknya model, layaknya pencarian idola di beberapa TV Indonesia. Justru mereka harus menampilkan sejauh mana kemampuannya dalam menguasai materi keislaman.

"Ini bukan seperti program lain yang tidak mengandung nilai-nilai agama," ujar sang juri Hasan Mahmud, seorang mantan imam di masjid nasional Malaysia kepada AP.

"Tidak ada teriakan atau lompatan. Kami menyediakan makanan jiwa. Kami tidak mencari seorang penyanyi atau model fesyen."

Para peserta wajib memperdengarkan suara merdu alunan ayat-ayat Al-Quran. Bahkan tidak hanya itu, mereka juga harus lulus uji pengetahuan umum seperti geografi.

"Mereka harus bisa berbicara mengenai berbagai macam isu sosial. Kami ingin mereka membicarakan tentang banyak hal, seperti lingkungan dan UFO," kata Izelan Basar, seorang manajer dari Astro Entertainment yang menayangkan acara tersebut.

Begitu populernya, sampai-sampai laman Imam Muda di situs jejaring sosial Facebook, diminati 30.000 penggemar.

"Kami berusaha tidak melewatkan satu pun episode, karena (lewat acara itu) kami belajar hal-hal baru tentang agama kami," kata Fauziana Ismail, seorang perawat berusia 25 tahun kepada AP. Bersama suami dan orangtuanya, setiap pekan ia menyaksikan acara tersebut.

Program acara Imam Muda memberikan harapan positif untuk kemajuan Islam bagi sebagian orang. Sementara untuk penggemarnya yang lain, terutama kaum hawa, juga menumbuhkan harapan pribadi. [ap/di/hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version