View Full Version
Kamis, 05 Aug 2010

Muslim Inggris Desak Boikot Kurma Israel Selama Ramadhan

15%  ekspor Israel ke Uni Eropa berupa buah-buahan, termasuk kurma. Pembeli kurma mayoritas muslim. Apakah termasuk Anda?

Hidayatullah.com--Muslim Inggris sedang mengkampanyekan boikot kurma Israel untuk berbuka puasa selama bulan Ramadhan sebagai protes pendudukan yang terus berkelanjutan di wilayah Palestina.

Kampanye yang diorganisasikan oleh Friends of Al Aqsa dengan harapan untuk memboikot usaha-usaha sebelumnya untuk menekan Israel, memanfaatkan perhatian yang diberikan kepada nasib Palestina oleh serangan mematikan Israel atas armada yang membawa bantuan ke Gaza pada akhir Mei lalu.

Fokusnya kampanye ini adalah kurma keluaran Israel sebelum dikonsumsi kaum muslim di saat bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi.

"Pada saat kita berpikir tentang orang-orang yang kurang beruntung dari diri kita sendiri, akan munafik dan penghinaan, tidak hanya untuk mengabaikan apa yang terjadi terhadap Palestina, tetapi juga untuk mendukung dengan membeli kurma dari Israel. Anda sedang memicu penindasan," kata Shamiul Joarder, dari Friends of Al Aqsa.

Kampanye ini mendapat dukungan luas di Inggris, termasuk dari serikat pekerja Inggris.  

Tiap menjelang bulan Ramadhan, seruan boikot atas kurma Israel selalu bergema sebagai bagian untuk membantu para petani Palestina juga.

Aktivis Pro-Palestina percaya, sekitar 15% ekspor Israel ke Uni Eropa dan pendapatan dari hasil buah setiap tahun sekitar € 80 juta (£ 66m).

Penyelenggara juga meyakini, sebagian besar pendapatan itu berasal dari pembelian kurma dari kaum muslim selama bulan Ramadan.

Dengan jumlah lebih dari 2 juta umat Islam Inggris, mereka mengatakan memiliki kekuatan ekonomi yang merugikan industri Israel.

Tapi Duta Besar Israel untuk Inggris, Ron Prosor, mengatakan akan terus mengekspor kurma.

 "Israel akan terus berhasil mengekspor kurma, sedangkan yang lain memilih untuk mengekspor kebencian," katanya. Lebih jauh, Duta Yahudi ini juga berharap kaum muslim mengabaikan seruan yang dinilainya sebagai ‘omong kosong’ ini.

Kampanye juga mengatakan bahwa kurma yang ditanam di wilayah-wilayah pendudukan yang diproduksi di pemukiman Israel,  meskipun beberapa orang Palestina bekerja di sana, mereka bekerja keras dalam kondisi yang keras dan dieksploitasi. Bahkan menurut para aktivis, banyak dari pekerja ini adalah buruh anak.

Ikut aktif dalam kampanya boikot ini organisasi pembela Palestina,  Palestine Solidarity Campaign (PSC). Para penyeru boikot ini mencoba membuka kesadaran kaum muslim melalui pemasangan poster, leaflet, menggunakan situs jejaring sosial, seperti Facebook dan YouTube.

Kampanye ini terutama ditujukan pada konsumen, namun juga mendekati aktifis grosir dan toko-toko. Di Bradford, PSC juga berencana akan menyebarkan brosur berisi daftar nama dan mempermalukan toko-toko yang tetap menjual kurma Israel.  [grd/cha/hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version