View Full Version
Jum'at, 01 Oct 2010

Survei: Jakarta Termasuk Kota yang Tidak Nyaman

Meski aktivitas ekonomi Jakarta sangat tinggi, tetapi lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan pertambahan penduduk

Hidayatullah.com--Hasil survei persepsi penduduk kota tentang kenyamanan tinggal di 12 kota besar di Indonesia pada 2009, ternyata hanya 54,17 persen merasa nyaman tinggal di kotanya.

Artinya, kata Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Iman Soedrajat dalam Seminar Better City Better Life dalam rangka hari Habitat Dunia 2010 di Jakarta, Kamis (30/9), hal itu menunjukkan bahwa kota-kota besar di Indonesia belum berada dalam kondisi yang ideal sebagai kota yang nyaman.

Iman menjelaskan, survei IAP pada 2009 itu menitikberatkan pada tingkat kenyamanan hidup kota dari kaca mata penduduknya. "Secara umum, kita ingin tahu seberapa besar Index Livable Citynya," katanya.

Livable City merupakan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan tempat untuk beraktifitas yang dilihat dari berbagai aspek, baik fisik maupun non-fisik.

"Indikator yang diukur dalam survei itu sebanyak 26 item dan terangkum dalam tujuh kriteria utama yakni aspek tata ruang, lingkungan, transportasi, fasilitas, infrastruktur, ekonomi dan sosial," paparnya.

Hasilnya ternyata, terdapat empat kota besar yang oleh penduduknya dinyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisi yang relatif cukup nyaman, yakni di atas rata-rata index kota-kota Indonesia. Keempat kota itu adalah Yogyakarta sebesar 65,34 persen, Manado (59,9%), Makassar (56,52%) dan Bandung (56,37%).

Sedangkan kota dengan index terkecil atau kotanya berada dalam kondisi tidak nyaman dan berada di bawah angka rata-rata index kota di Indonesia.

Palangkaraya hanya 52,04 persen, Jakarta (51,90%) dan Pontianak (43,65). "Di tiga kota ini, indeks kenyamanannya sudah di bawah rata-rata," katanya mengungkapkan.

Sementara itu, dari sisi kualitas penataan kota, lanjutnya, Kota Palangkaraya memiliki prosentase tertinggi dipersepsikan oleh warganya memiliki penataan kota yang baik yaitu sebanyak 51 persen, dan terendah adalah Kota Bandung hanya tiga persen.

Kemudian, untuk ketersediaan tenaga kerja, Kota Jakarta memiliki persepsi yang paling rendah yaitu hanya 10 persen responden warga Jakarta yang menilai ketersediaan lapangan kerja di kota ini baik.

"Meski aktivitas ekonomi Jakarta sangat tinggi, tetapi lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan pertambahan penduduk yang sangat tinggi, sehingga tingkat kompetisinya dalam mendapatkan lapangan kerja sangat tinggi," ujarnya menjelaskan. [ant/hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version