FPI mengaku tak segan-segan bertindak jika ada kemaksiatan yang dilakukan secara nyata dan tak ada yang mengingatkan

Hidayatullah.com—Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab, mengatakan, ada tiga tugas yang diemban FPI. Ketiga tugas tersebut melandasi berdirinya organisasi pemberantas kemaksiatan ini, yakni dakwah, hizbah, dan jihad.
Lebih jelas, Rizieq mengatakan, ketiga hal tersebut adalah tugas setiap muslim dan organisasi, termasuk FPI. Karena itu, siapapun harus menjalankan tugas tersebut.
Dalam dakwah, Rizieq menuturkan, FPI selalu memberikan arahan (tausiyah), baik billisan (oral) maupun bilhal (perbuatan) kepada umat.
Sedangkan hizbah adalah amar ma’ruf dan nahi mungkar (menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran). Dalam hal ini, FPI mengaku memang lebih keras.
Jika ada kemaksiatan atau kemungkaran yang dilakukan jama’i (beramai-ramai), tidak individual dan berdasarkan pengaduan masyarakat, maka FPI tidak segan-segan bertindak. Meski demikian, sebelum melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, FPI lebih dulu melakukan investigasi di lapangan.
“Kita punya intel. Dia khusus menginformasikan data sebenarnya. Jadi, tidak sembarangan gerak,” terangnya kepada hidayatullah.com.
Lingkup hizbah sendiri, ujar Rizieq berkaitan dengan akidah, syariah dan akhlak.
“Jika ada aliran sesat, seperti Ahmadiyah, maka kami akan tindak. Itu kemungkaran akidah,” kata Rizieq. Tidak hanya itu, jika ada perzinahan, pesta gay, miras dan sebagainya juga akan ditindak FPI.
Tidak bisa dibubarkan
Bagaimana dengan usulan sebagian kelompok yang ingin membubarkannya? Rizieq punya jawaban. Menurutnya, FPI adalah organisasi yang memiliki masa jelas, satu visi dan misi. Karena itu, FPI tidak bisa dibubarkan.
“Andai ada yang ingin membubarkan FPI, silakan saja. Kita akan ganti nama baru. Bukannya tidak ada UU yang melarang membuat ormas,” ujarnya.
Dan, jika memang dilarang lagi, maka anggota FPI akan melakukan tiga tugas itu di masyarakat. Bahkan, ujar Rizieq, kekuatan masyarakat justru lebih kuat.
“Organisasi yang paling kuat sebenarnya masyarakat,” tegasnya. [ans/hidayatullah.com]