Asia Bibi, seorang wanita Kristen dan ibu dari lima orang anak telah dijatuhi hukuman mati untuk kasus "penghujatan" di Pakistan. Kasus yang terjadi di Propinsi Punjab Pakistan terjadi setelah Bibi dinilai telah membuat komentar menghina Nabi Muhammad, demikian menurut CNN.
Menurut CNN, kaum Muslim menilai, Bibi pernah mengatakan, Kitab Suci al-Quran palsu dan beberapa pelecehan pada Nabi Muhammad.
"Quran adalah palsu dan Nabi Anda berada di tempat tidur selama satu bulan sebelum kematiannya karena dia cacing di telinga dan mulutnya,” demikian aku masyarakat mengutip Bibi.
Selain itu, Bibi juga dikatakan telah melecehkan Khadijah dengan mengatakan, pernikahan Muhammad dengan Khadijah hanya karena motif uang. Namun Bibi yang kini berusia 30-an ini mengaku, dirinya tak bersalah dan bersumpah untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.
Sementara itu, Release International, sebuah kelompok yang membantu orang Kristen yang teraniaya melaporkan bahwa Asia Bibi bekerja kepada para wanita Muslim dan menghadapi tekanan.
Andy Dipper, CEO Release International, kaget putusan pengadilan tersebut.
“Pakistan telah melewati batas dengan menjatuhi hukuman mati pada wanita yang dianggap menghujat,” ujarnya.
“Akibatnya Bibi telah dijatuhi hukuman mati karena membagikan iman Kristennya,” tambahnya Dipper.
Pakistan, sebuah negara demokrasi dengan populasi lebih dari 170 juta orang, sangat keras dalam menghukumi kasus penghujatan.
Pada bulan Oktober lalu, Release International menyerukan hari doa bagi negara-negara yang menganiaya minoritas Kristen.
“Undang-undang penghujatan memupuk ketidakadilan dan main hakim sendiri,” ujar Dipper. “Hukum ini harus dicabut. Jadi, mari berdoa bagi Pakistan.”
Sementara itu, Ashiq Masih, suaminya Bibi mengatakan, ia tidak memiliki hati untuk mengabarkan berita ini pada dua anak-anak mereka.
"Mereka bertanya kepada saya berkali-kali tentang ibu mereka tapi aku tidak punya keberanian untuk memberitahu mereka bahwa hakim telah menghukum ibu mereka ke hukuman mati untuk kejahatan yang dia tidak pernah dilakukan," ujar Ashiq. [huffingtonpost/cbn/cha/hidayatullah.com]