View Full Version
Jum'at, 04 Feb 2011

Minta Maaf, Tapi Malah Salahkan Ikhwanul Muslimin


 

Jum'at, 04 Februari 2011

Hidayatullah.com—Seolah hilang ditelan bumi pasca merebaknya tuntutan rakyatnya, suara pemerintah Mesir dan Hosni Mubarak tiba-tiba muncul. Melalui Perdana Menteri yang baru saja dipilih Mubarak, Ahmad Shafiq ia meminta maaf atas bentrokan yang terjadi di pusat kota Kairo Rabu (2/2) malam. Pemerintah juga membantah jika disebut terlibat dalam penggalangan massa pendukung Presiden Mubarak.

Seolah menutupi keinginan rakyat selama 10 hari demonstrasi, dalam pernyataanya, Shafiq menyerukan kepada massa untuk pulang ke rumah masing-masing guna membantu mengakhiri krisis yang sedang terjadi.

Lebih mengejutkan lagi, Mesir Hosni Mubarak mengatakan kepada ABC dalam wawancara pada Kamis bahwa pemerintahnya tidak bertanggung jawab atas kekerasan di Bunderan Tahrir, Kairo. Ia bahkan lebih menyalahkan rival politiknya,  Al Ikhwan Al Muslimun yang selama ini sebagai oposisi.

"Saya sangat tidak gembira (dengan apa yang terjadi) kemarin. Saya tak ingin melihat warga Mesir berkelahi satu sama lain," kata Mubarak seperti yang dikutip dalam potongan wawancara dengan Koresponden televisi ABC Christiane Amanpour.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia sangat terganggu oleh kekerasan itu yang kita lihat di Bunderan Tahrir pada beberapa hari terakhir tetapi pemerintahnya tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut," kata Amnapour dalam laporannya mengenai wawancara tersebut.

"Malah dia menyalahkan Al Ikhwan Al Muslimun, partai yang dilarang di sini," tambahnya.

Sementara itu Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan aksi protes lebih besar dan konfrontasi serius dapat terjadi di Mesir pada Jumat sementara para diplomat AS menekan pemerintah Mesir agar membantu menghentikan gelombang kekerasan terhadap wartawan.

"Saya pikir ini bukan peristiwa acak," kata juru bicara Deplu AS P.J. Crowley dalam taklimat dengan wartawan pada Kamis setelah para wartawan dilaporkan mendapat serangan karena meliput aksi protes menentang Presiden Mubarak.

"Ada baiknya untuk antisipasi peristiwa besok ... kami kira jumlah pengunjuk rasa di jalan-jalan akan meningkat dan berdasarkan kejadian-kedijan kemarin, bisa jadi akan ada konfrontasi," katanya.

Crowley mengatakan AS ingin melihat pemerintah Mesir dan kelompok oposisi memulai segera perundingan serius.

Sebagaimana diketahui, hingga kini para pengunjuk rasa masih berada di Lapangan Tahrir meskipun Presiden Mubarak sudah mengatakan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden September mendatang. Sementara itu, Ikhwanul Muslimin, tetap meminta agar Mubarak segera turun dari jabatannya. *


latestnews

View Full Version