Kamis, 10 Februari 2011 Hidayatullah.com--Rata-rata setiap hari dua anak Afghanistan tewas di wilayah yang dijajah tentara Amerika Serikat dan sekutunya. Daerah sebelah utara negeri yang dulunya aman, kini juga menjadi wilayah paling berbahaya. Demikian menurut laporan sebuah lembaga independen pengamat masalah HAM Afghanistan.
Afghanistan Rights Monitor (ARM) menyebutkan dalam laporannya, dari 2.421 warga sipil tewas di wilayah konflik yang berhasil mereka data, sebanyak 739 di antaranya berusia di bawah 18 tahun.
Sebagian besar dari mereka tewas di wilayah provinsi sebelah selatan yang terkenal sangat berbahaya, Kandahar dan Helmand.
Namun Kunar di timur serta Kunduz di utara, juga termasuk provinsi yang paling berbahaya bagi anak-anak, tulis laporan tersebut.
Korban sipil dan militer selama perang di Afghanistan berkecamuk, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2010. Paling parah sejak invasi pasukan asing pimpinan Amerika Serikat membombardir wilayah-wilayah Afghanistan pada tahun 2001.
Angka kematian anak sebagai korban perang pada tahun 2010 memang tidak sebanyak tahun 2009 yang mencapai 1.050. Meski demikian, anak-anak tetap rentan menjadi korban.
Pada insiden pertengahan Nopember tahun lalu saja dua anak terjebak di tengah pertempuran, saat pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat menyerang distrik Zhari di Provinsi Kandahar. Satu tewas, sementara lainnya luka parah.
Kepada Press TV para saksi ketika itu mengatakan, pasukan NATO menjatuhkan banyak bom ke desa-desa mereka, di tempat-tempat yang diduga menjadi persembunyian Taliban, sehingga menimbulkan kerusakan parah pada bangunan dan harta benda milik penduduk.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai berulang kali mengecam serangan AS dan sekutunya yang kerap menimbulkan korban sipil. Namun pasukan sekutu selalu berkilah, bahwa pasukan pejuang Afghanistan sengaja menjadikan pemukiman penduduk sebagai tempat sembunyi.
Menurut data dalam laporan PBB tahun lalu, korban sipil perang di Afghanistan naik 20% pada 10 bulan pertama tahun 2010 dibanding tahun 2009.
Reuters (9/2) yang menurunkan berita laporan ARM tersebut, menulis angka total korban sipil 6.215, dengan 2.412 di antaranya tewas.
Sementara rilis pers yang dimuat situs resmi ARM menyebutkan, dari tanggal 1 Januari hingga 31 Desember 2010, sedikitnya 2.421 warga sipil tewas dan 3.270 lainnya luka-luka terkait pertempuran di seluruh Afghanistan.*