Selasa, 15 Maret 2011 Hidayatullah.com—Masalah Ahmadiyah di Indonesia tidak menutup kemungkina bisa “dijual” pihak-pihak tertentu ke kancah internasional. Menurut pengamat Hak Asasi Manusia (HAM) Heru Susetyo, meski sama-sama kasus penodaan agama, masalah Ahmadiyah Indonesia lebih “laku” dibanding kasus Lia Eden, Mossadeq atau kasus 'Jyllands Posten', media yang pernah menampilkan kartun Nabi Muhammad dan menghebohkan dunia tersebut. “Karena kasus ini 'seksi', jika bicara masalah freedom of religion (kebebasan beragama), conscience (hati nurani), dan expression (ekspresi) di negeri Muslim terbesar. Sedangkan isu Lia Eden dan Denmark tidak seksi dalam perspektif non-governmental organization (NGO/LSM),” ujarnya staf pengajar Hukum Perlindungan Anak Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) ini beralasan, pada hidayatullah.com, Selasa (15/3). Sebagaimana diketahui, Jumat (11/3) lalu, LSM Indonesia, Human Right Working Group (HRWG) mengatakan akan membawa kasus Ahmadiyah ke PBB. Menurut Koordinator HRGW Khoirul Anam di Jakarta, perwakilan LSM tersebut sudah tiba di Jenewa, Swiss. Tim dikepalai Direktur HRWG Rafendi Djamin beserta dua orang lain. Menurut Khoirul Anam, tim juga akan melaporkan keluarnya serentetan kebijakan lokal dalam bentuk surat keputusan (SK) pelarangan Ahmadiyah. Sebelum ini, beberapa kepala daerah telah mengeluarkan SK pelarangan Ahmadiyah di daerah masing-masing. Di antaranya, Jawa Timur dan Jawa Barat. Kembali pada Islam Sementara itu, rencananya siang ini sebanyak 19 jemaah Ahmadiyah melakukan tobat massal di hadapan Muspika Cibungbulang dan Ciampea, Bogor. Ikrar kembali pada ajaran Islam secara massal ini dilaksankan di Masjid Al-Hasan, Kampung Ciaruteun, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kepala Desa Ciaruteun Udik Roskusniawati mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan terhadap warga yang ingin masuk Islam kembali. "Kami masih mendata dan jumlahnya pasti akan bertambah," ujarnya, Selasa (15/3).
Keinginan mereka masuk Islam, kata dia, atas keinginan sendiri. "Mereka masuk Islam dengan cara mendatangi ketua RT setempat," terangnya dikutip Okezone. Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Nurhayati saat dikonfirmasi menyambut baik rencana tersebut.*