View Full Version
Rabu, 27 Apr 2011

Partai Islam Tunisia Menang, Politisi Sekuler Was-was

Hidayatullah.com—Partai Islam Tunisia An-Nahda, yang pernah dilarang di era Presiden Zainal Abidin Ben Ali  dikabarkan mendapat kemenangan besar.

Partai yang mewakili umat Islam di Tunisia itu mendapat kemenangan besar setelah mendapat 8 kursi dari 9 kursi yang tersedia di Asosiasi Pengacara Muda Tunisia.

Sumber resmi yang tak disebutkan namanya mengatakan, kemenangan besar kelompok Islam dalam pemilihan ini kemungkinan meningkatkan ketakutan banyak politisi setelah revolusi bersejarah yang menurunkan presiden Ben Ali. Sumber tersebut menambahkan kelompok Islam mungkin  akan bertambah untuk mendominasi kehidupan politik dan mengisi kekosongan melalui runtuhnya kediktatoran dan pasca pembubaran partai berkuasa, Constitutional Democratic Rally party (RCD).

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Tunisia telah memerintahkan dihentikannya semua kegiatan bekas partai yang dipimpinan presiden Ben Ali yang tersingkir itu.

Menurut sebuah artikel baru-baru ini, yang dicetak di surat kabar yang baru-baru ini yang diluncurkan atas nama Gerakan Renaissans Islam agenda yang diduga berencana telah disiapkan oleh tiga organisasi, bermaksud bertemu perwakilan asing untuk mendanai kampanye melawan kelompok Islam dalam Pemilu Majelis Konstituante Nasional yang dijadwalkan jatuh tanggal 24 Juli.

Disebutkan dalam artikel itu, jika tiga organisasi tersebut, mencoba untuk mempromosikan opini publik untuk menolak keberadaan kelompok Islam di Konstituante Nasional.

Sebagaimana diketahui, An-Nahda punya peran penting menggoncang kekuasaan dan melengserkan kekuasaan Habib Bourguiba.

Pemerintah Bourguiba pada tahun 1986 menjadikan Syeikh Rashid al-Ghannushi, tokoh An Nahda sebagai tahanan rumah. Sementara sejumlah tokoh asli gerakan itu ditangkap dan diserahkan kepada pengadilan. Konflik di antara pasukan pemerintah dan pendukung gerakan an-Nahda tidak dapat dihindarkan dan semakin meningkat.

Akhirnya pada Maret 1987 pasukan keamanan pemerintah menangkap Syeikh Rashid al-Ghannushi, para pemimpin dan anggota gerakan an-Nahda.

Pasca jatuhnya Ben Ali, Syeikh Rasyid al-Ghannushi balik kampung dan kembali berkiprah kembali ke dunia politik.

An-Nahda (An-Nahda al-Islamiyah), dulunya bernama al-Jamaa al-Islamiyah, kegiatannya hanya bertahan sebentar. Pada awalnya gerakan ini berorientasi pada kegiatan pemikiran secara sembunyi-sembunyi di dalam masjid-masjid, hingga  namanya berubah menjadi "Harakah al-ittijah al-Islami" (Gerakan Haluan Islam). Kini, partai Islam ini banyak membuat partai sekuler khawatir. Termauk di antaranya Parti communiste des travailleurs tunisiens (Partai Buruh Komunis Tunisia), partai oposisi berorientasi pemikiran Marxisme-Leninisme, dipimpin oleh  Hamma Hammami yang sangat keras melawan An-Nahda.*

Sumber : ikhwanweb/hol
Rep: Camila
Red: Cholis Akbar


latestnews

View Full Version