Hidayatullah.com--Seorang mantan pejabat keamanan Malaysia akan memfasilitasi perundingan damai antara Muslim Moro dengan pemerintah Filipina, guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari empat puluh tahun itu.
Tengku Abdul Gahffar Tengku Mohamad, yang pernah terlibat dalam negosisai serupa di tahun 2001, akan mengambil alih wewenang itu dari Othman Razak yang mengundurkan diri setelah Manila mengajukan keberatan.
"Saya mengajukan diri untuk mundur," kata Razak kepada Reuters (27/4) lewat telepon, tapi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
"Proses (perdamaian) lebih penting daripada fasilitator," katanya.
Malaysia telah menjadi penghubung pembicaraan damai sejak 2001 untuk mengakhiri konflik yang telah memakan korban jiwa sebanyak 120.000 orang, serta menyebabkan lebih dari 2 juta Muslim kehilangan tempat tinggal di wilayah Mindanao yang diyakini mengandung kekayaan alam melimpah seperti mineral, minyak dan gas alam itu.
Perundingan terakhir dilakukan di Kuala Lumpur selama lebih dua hari, yang hasilnya akan diumumkan Kamis ini (28/4).
Para perunding dari pemerintah Manila dan kelompok Muslim mengatakan, penunjukan Tengku Abdul Ghaffar yang merupakan mantan direktur jenderal Dewan Keamanan Malaysia, dapat mempercepat proses perdamaian.
Setelah empat dekade terlibat konflik bersenjata, sebenarnya kedua pihak pernah mencapai kesepakatan dan menandatangani perjanjian damai. Namun, Mahkamah Agung Filipina menilai perjanjian itu ilegal sehingga konflik pun menjadi berkelanjutan.
Menurut data PBB gelombang pengungsi dalam negeri yang terbesar baru-baru ini adalah ketika 600.000 orang harus meninggalkan rumah-rumah mereka, akibat konflik bersenjata antara kelompok perjuangan Muslim MILF dengan pemerintah Filipina.*
Sumber : rtr/wb
Red: Dija