View Full Version
Senin, 23 May 2011

FKAAA dan Albayyinat Tolak Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah

Hidayatullah.com—Sejumlah organisasi Islam di Jawa Barat yang tergabung dalam Forum Kajian Aliran Keagamaan (FKAA) membuat pernyataan resmi terkait deklarasi Mejelis Ukhuwah Sunni-Syiah (MUHSIN) di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat 20 Mei 2011.

Dalam suratnya yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, FKAA meminta umat mewaspadai terhadap forum atau majelis seperti ini. Terlebih lagi di tengah kondisi akidah umat yang semakin rapuh dan rawan terhadap aliran-aliran sesat.

Menurut koordinator FKAA, Arif Munandar Riswanto, sebelumnya banyak ulama Sunni yang telah melakukan eksperimen melakukan taqrib baina al-madzahib (dialog antarmazhab, red) antara Sunni-Syiah, tetapi seluruh ulama tersebut kemudian meralat eksperimen yang dilakukannya sendiri.

“Syeikh Musthafa As-Sibai dan Yusuf Al-Qaradhawi adalah dua ulama yang begitu getol meneriakkan tentang pentingnya melakukan dialog Sunni-Syiah, tetapi kedua ulama tersebut kemudian kesal lalu meralat seruannya sendiri,” ujar Arif.

Arif kemudian menambahkan bahwa niat baik ulama Sunni selalu diperalat oleh ulama Syiah.

“Ini fakta yang tidak bisa dibantah. Kita teriak-teriak ingin melakukan dialog dan persatuan, tetapi mereka justru tidak mau melakukannya. Mana mungkin dialog dan persatuan akan tercipta jika para sahabat serta istri Nabi masih dihina,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam (PERSIS), Tiar Anwar Bachtiar. Menurutnya, kejadian yang selama ini terjadi di negara-negara Timur Tengah harus menjadi pelajaran bagi kita. Apalagi, menurut Tiar, dalam sejarahnya yang panjang, Syiah selalu melakukan gerakannya dengan radikal.

“Kekacauan dan kerusuhan besar yang sering menimpa Khilafah Islamiyah banyak yang dimotori oleh orang-orang mereka yang memiliki paham taqiyah,” tambah Tiar.
Karena itu, dalam rilisnya, FKAA mengatakan, di tengah carut-marutnya kondisi yang menimpa bangsa Indonesia, umat Islam seharusnya tidak tergoda dengan rayuan-rayuan manis seperti dialog dan ukhuwah.

FKAA adalah forum kajian keislaman yang khusus memgkaji aliran-aliran sempalan. Forum yang secara struktural berada di bawah Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam (PP PERSIS) ini digagas karena begitu maraknya aliran-aliran sesat yang ada di Indonesia.

Di antara ormass Islam yang ikut membidani kelahiran forum ini adalah Pemuda Al-Irsyad, Hidayatullah, Wahdah Islamiyyah, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Barat.

Tanggapan juga datang dari Yayasan Albayyinat Surabaya. Lembaga peneliti masalah Syiah ini juga mengirimkan surat ke redaksi yang isinya menolak keras deklarasi Sunni Syiah yang dimotori beberapa kalangan Islam yang bukan maenstream.

“Kami menganggap deklarasi tersebut tidak ada, sebab kami tidak bisa menerima dan mengakui,” tulis Habib Achmad Zein Alkaf, Ketua Bidang Organisasi Albayyinat dalam suratnya.

“Bagaimana kami akan mengakui dengan pigak yang telah mencaci maki, menghina bahkan mengkafirkan orang orangtua kami dan pemimpin pemimpin Islam. Bagaimana kami akan membiarkan satu kelompok yang dapat membahayakan negara kami Indonesia. Apakah kami sudah gila berbuat yang demikian itu ?,” tulisnya.

Beda hadits?

Seperti diketahui, Jumat, 20 Mei 2011, Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) bekerja sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (PP IJABI) mengumumkan deklarasi kelahiran Muhsin (Majelis Ukhuwah Sunni—Syiah Indonesia) di Masjid Agung Kemayoran, Jakarta.

Deklarasi itu dihadiri oleh Lembaga Macan Kemayoran (LMK), Aliansi Masyarakat Peduli Bangsa (AMPB), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Dalam acara itu, ikut hadir oleh Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Laksma TNI Christina M Rantetana, Sekretaris Jendral Dewan Ketahanan Nasional Manahan Daulay, dan Duta Besar Republik Islam Iran Mahmoud Farazandeh.

Dalam acara itu, tokoh Syiah Indonesia yang juga Ketua Dewan Syura IJABI Jalaludin Rakhmat sempat mengatakan, perbedaan antara Sunni dan Syiah hanya terletak pada dasar hadits yang digunakan kedua aliran besar tersebut.

"Sunni memiliki empat mazhab Hambali, Syafi'i, Maliki dan Hanafi. Apakah ajaran keempat mazhab itu sama? Tidak ada yang berbeda," katanya dalam seminar dan deklarasi Majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta.*/gum

Rep: CR-3
Red: Panji Islam


latestnews

View Full Version