Hidayatullah.com--Laporan lembaga perlindungan wartawan Internasional, Committee to Protect Journalists (CPJ) menyebutkan lebih dari 251 wartawan tewas dibunuh di 13 negara, dan kebanyakan para pembunuhnya terbebas dari hukuman.
Laporan ini menurut lembaga tersebut sekaligus mengungkapkan kalau kebebasan pers di sejumlah negara masih terancam.
Kebanyakan kasus dilakukan oleh pribadi atau pihak yang merasa terancam atas pemberitaan yang ditulis wartawan.
"Target pembunuhan wartawan ini sebagai pesan bagi wartawan lainnya untuk diam, menjamin kalau isu yang sensitif tidak akan diangkat,'' demikian pernyataan Eksekutif Direktur CPJ Joel Simon.
"Banyak wartawan yang mendapatkan ancaman terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh dan tidak mendapatkan perlindungan. Pemerintah semestinya bisa menyampaikan kampanye anti kekerasan terhadap pers atau kasus pembunuhan terus berlangsung dan sensor pribadi terus menyebar.''
Lembaga yang berbasis di New York ini mengeluarkan laporan sehari setelah jasad wartawan investigasi Pakistan Saleem Shahzad ditemukan.
Shahzad adalah seorang wartawan yang tengah menulis soal penyusupan al-Qaidah di angkatan laut Pakistan.
Kasus tak terungkap
Mayoritas kasus pembunuhan ini tidak terungkap akibat korupsi dan disfungsi penegakan hukum, sehingga para pelakunya tidak dihukum.
Dalam laporannya CPJ memasukan Iraq, Filipina dan Sri Lanka sebagai negara yang paling tidak bersahabat bagi wartawan.
Sementara di Meksiko dianggap terus memburuk tetapi ada perbaikan di Rusia karena pada tahun 2010 tidak ada wartawan yang dibunuh dan otoritas setempat juga berhasil memenangkan dua kasus pembunuhan wartawan lainnya.
Meksiko dianggap memburuk karena kasus terbaru terhitung brutal. Seorang pewarta foto Luis Carlos Santiago ditembak mati di pada siang hari di pelataran parkir sebuah pusat perbelanjaan.
13 negara yang masuk dalam kategori tidak bersahabat bagi wartawan itu adalah:
Iraq, 92 kasus
Somalia, 10
Filipina, 56 (termasuk 32 wartawan dan pekerja media yang dibunuh dalam peristiwa pembantaian 2009)
Sri Lanka, sembilan kasus
Kolombia, 11
Afghanistan, tujuh, termasuk wartawan BBC Abdul Samad Rohani, yang melaporkan berita jaringan pengedar narkoba dengan pejabat pemerintahan.
Nepal, 6
Meksiko, 13
Rusia, 16
Pakistan, 14
Bangladesh, 5
Brasil, 5
India, 5
Dalam hitungan CPJ, pada tahun 2011 sudah 18 wartawan yang dibunuh. Sejak 1992 ada 863 wartawan yang terbunuh dan 145 wartawan lainnya dipenjara akibat pemberitaan yang mereka buat.*
Sumber : bbc
Rep: Administrator
Red: Cholis Akbar