Senin, 13 Agustus 2012
Harian Kompas Hari Sabtu, (11/08/2012) menurunkan berita bahwa insiden yang melibatkan warga minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine tidak ada kaitan dengan etnis dan agama, tetapi tindak kriminal biasa.
Berita bersumber dari Presiden Myanmar Thein Sein yang disampaikan oleh Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, seusai bertemu Thein di Kantor Presiden Myanmar di Naypidaw, Ibu Kota Negeri itu. Salah satu yang sangat menyedihkan adalah ketika datang bulan Ramadhan, karena orang Budha sangat mudah mendeteksi rumah umat Islam yang selalu menyalakan api sekitar jam 03.00 pagi untuk menyiapkan sahur. Ketika dipastikan rumah tersebut milik umat Islam, mereka langsung menyerbu rumah tersebut dan membunuhi penghuninya dari anak-anak sampai orang yang telah tua renta. Dari cerita tersebut dan banyak lagi cerita lain yang menyedihkan serta kondisi kenyataan di lapangan, membuktikan bahwa tragedi Rohingya adalah berkaitan dengan konflik agama dan penindasan kelompok mayoritas terhadap minoritas Muslim di Myanmar. Hal ini tidak perlu ditutupi apalagi dimanipulasi dan sekali lagi membuktikan bahwa ketika umat Islam menjadi minoritas maka kehidupan mereka akan terus terancam. Sementara ketika umat Islam menjadi mayoritas, maka pemeluk agama lain pasti terjamin kehidupannya selama umat Islam tidak diganggu dan tidak diprovokasi. Islam memang mengajarkan konsep jihad termasuk perang melawan kezaliman dan kejahatan (Q.S. Al-Hajj: 39-41). Namun, semua kaum juga tahu jihad dalam Islam (bagi yang memahami ini) tidak untuk membuat kerusakan dan memaksa orang lain masuk Islam (Q.S. Ali Imran: 256).
Bagi saya, berita tersebut tidak benar dan sangat menyakitkan hati mayoritas umat Islam. Sebab tragedi yang terjadi di Myanmar dipicu oleh kebencian warga agama tertentu yang didukung oleh Rezim Militer Myanmar terhadap umat Islam yang merupakan minoritas. Hal ini dibuktikan dengan setidaknya 135 masjid Rohingya dibakar dalam tragedi yang telah berlangsung cukup lama tersebut. (Republika, 11/8/2012).
Disamping itu pada hari Kamis (9/8/2012) penulis beserta rombongan berhasil menemui salah satu keluarga pengungsi Rohingya yang telah beberapa bulan tinggal di Indonesia. Ketika ditanyakan mengapa dia dan keluarganya meninggalkan Myanmar? Dengan berurai air mata dia menjawab, “Karena mereka membenci kepada umat Islam.” Kemudian keluarlah dari mulutnya cerita-cerita yang mengerikan dengan disertai gambar-gambar dari internet tentang kekejaman terhadap umat Islam.
Tujuan jihad di dalam Islam adalah untuk menyebarkan rahmat ke seluruh alam (Q.S. Al-Anbiya: 107) dan menjaga tempat ibadah semua agama seperti biara, gereja, sinagog, masjid, dan lain bahkan menjaga kelestarian lingkungan sebagainya yang disebut dalam ayat tersebut.
Jadi mengapa media-media besar senantiasa memanipulasi hal-hal seperti ini?*
Yakhsyallah Mansur
Mudir Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al Fatah,
Cileungsi, Bogor