

 Selasa, 14 Agustus 2012                            
   
Hidayatullah.com--Salah satu manfaat dari perkembangan teknologi adalah inovasi dalam penginjilan. Itulah yang dilakukan salah seorang uskup Katolik yang membuat istilah "Cybertheology".
 "Gereja dipanggil untuk berada dimana ada manusia, dan saat ini  manusia banyak berada di internet, " Fr. Antonio Spadaro S.J. mengatakan  kepada Chatolic News Agency (CAN) di Roma. "Jadi, usaha saya dimaksudkan untuk mencoba dan memahami dunia,  memahami dinamika sehingga hadir juga sebagai orang Gereja, sehingga  dapat membantu orang lain dalam lingkungan ini," ungkap  profesor di  Kepausan Jesuit Gregorian University di Roma sekaligus editor dari ordo  publikasi La Civilta Cattolica ini. Baru-baru ini, Spadaro menulis bukunya yang berjudul "Cybertheology; Thinking Christianity at the time of the Net"  yang diterbitkan di Italia pada Maret 2012. "Cybertheology, yang saya sebut itu, terdiri dari refleksi atas iman di era informasi. Sedangkan pada usia lainnya sulit untuk bertukar informasi, hari ini  kita tenggelam secara substansial. Anda bisa mengatakan ada sebuah  informasi yang berlebihan. Informasi inundates kami," ungkapnya. Selain lewat bukunya, Antonio juga mencoba untuk membantu orang  Kristen memahami, mengkonsumsi dan menggunakan media sosial lebih  efektif melalui website-nya. Sebelum ini 27 Maret 2012 penelitian  Ipsos, menemukan,   sekitar 20 persen populasi pendudukan Indonesia menggunakan internet dan  83 persennya aktif di media sosial. Dari total 62 persen yang mengaku  pengguna media sosial di dunia, Indonesia menempati posisi pertama.  Sayang, jumlah pengguna besar ini masih kuranng digunakan untuk  memaksimalkan dakwah di dunia maya.*
Red: Cholis Akbar