Rabu, 24 April 2013
Hidayatullah.com--Pelaku mogok makan dalam kurun waktu lama, Samer Issawi, mengakhiri aksi protesnya pada hari Selasa (23/04/2013) setelah menandatangani perjanjian dengan Zionis Israel yang menjamin pembebasannya, kata pengacaranya, Jawad Bolous.
Dalam kesepakatan itu Issawi akan dibebaskan dan dipulangkan ke kampung halamannya di al-Quds (Yerusalem) setelah menjalani delapan bulan penjara. Ia telah menjalani 266 hari mogok makan sebagai protes terhadap penangkapan ulang dirinya oleh pasukan Israel.
Perjanjian ini ditandatangani di Kaplan Medical Center di Israel, tempat Issawi saat ini dirawat. Kedua paman dan saudaranya hadir pada saat penandatanganan, kata Bolous.
Para pejabat Israel dilaporkan setuju dengan kesepakatan tersebut, setelah Issawi mengatakan hari Senin bahwa ia akan memboikot sidang-sidang pengadilannya yang akan datang dan menolak mengakui legitimasi pengadilan Israel.
Hani Issawi, paman tahanan, mengatakan kepada Ma'an News Agency, perjanjian ditulis di pengadilan militer Israel Ofer.
Samer Issawi "merasa meraih kemenangan berkat kepatuhan kepada prinsip-prinsip yang diyakininya", kata pamannya.
Kemenangan Issawi di antaranya penolakannya terhadap upaya Zionis Israel mendeportasi dia dan ia mencapai tujuan dasar Palestina, "menolak pembuangan dan berjuang untuk hak kembali," tambah pamannya.
Pemerintah Israel telah mengajukan beberapa usulan untuk mencoba mengakhiri mogok makan Issawi, seperti mendeportasi dia ke Gaza selama 10 tahun, menjatuhkan lima tahun penjara Israel dan mendeportasi ke Eropa, kata Ketua Masyarakat Tahanan Palestina, Qadura Fares.
Issawi menolak semua penawaran Israel, bersikeras dibebaskan ke rumahnya di al-Quds.
Issawi, 33, pertama kali ditangkap pada tahun 2002 dan dijatuhi hukuman 26 tahun untuk kegiatan militer atas nama Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina.
Dia diberikan amnesti pada Oktober 2011 saat pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas. Namun kembali ditahan pada 7 Juli 2012 dan dituduh melanggar persyaratan pembebasannya dengan meninggalkan al-Quds Timur dan memasuki Tepi Barat.
Ia telah melakukan mogok makan sejak 1 Agustus untuk menuntut pembebasannya.
Mogok makan Issawi telah menjadi simbol perlawanan bagi orang-orang Palestina dalam menggalang dukungan bagi tahanan di penjara Israel.
Dia akan dibebaskan dari tahanan Israel pada 23 Desember nanti.*
Rep: Insan Kamil
Red: Syaiful Irwan