View Full Version
Senin, 17 Jun 2013

Intelijen Jerman: Jumlah Pendukung Islam Naik


 
 

Senin, 17 Juni 2013

Hidayatullah.com—Dukungan untuk kelompok-kelompok Islam meningkat di Jerman, demikian menurut laporan intelijen Jerman dalam laporan tahunannya, lansir Der Spiegel (11/6/2013).

Dalam laporan Perlindungan terhadap Konstitusi yang dibuat Kantor Federal, intelijen Jerman yang memasukkan kelompok Syiah sebagai bagian dari Islam, menyebut bahwa organisasi semacam Milli Gorus dan Hizbullah naik dukungannya dari 38.080 di tahun 2011 menjadi 42.550 pada tahun 2012.

Milli Gorus merupakan organisasi terbesar orang-orang keturunan Turki di perantauan. Di Jerman, organisasi ini merupakan organisasi Muslim terbesar. Kebanyakan imigran Turki di Jerman beragama Islam. Sedangkan Hizbullah adalah kelompok bersenjata Syiah asal Libanon.

Negara-negara Eropa hingga saat ini masih menganggap Hizbullah sebagai partai politik, sementara negara-negara Arab anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) belum lama ini sudah menetapkannya sebagai organisasi teroris, terkait campur tangan mereka dalam konflik Suriah dengan membantu rezim Presiden Bashar al-Assad membantai rakyat Suriah.

Intelijen pemerintah Jerman dalam laporannya menyebut bahwa dukungan terhadap kelompok Salafy juga naik dari 3.800 di tahun 2011 menjadi 4.500 di tahun 2012.

Pemerintah Jerman bulan Mei lalu melarang organisasi Salafy dengan alasan kelompok Muslim itu berusaha menggulingkan demokrasi dan menerapkan hukum syariah di Jerman.

Para pejabat Jerman menuding Salafy melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap institusi negara.

Neo-Nazi

Sementara itu, gerakan neo-Nazi masih berperan penting dalam aksi gerakan sayap kanan-jauh, tulis intelijen Jerman dalam laporannya.

Jumlah kelompok musik pendukung neo-Nazi di Jerman pada tahun 2012 mencapai 182. Jumlah itu naik dari 178 pada tahun 2011.

Meskipun jumlah kelompok musim berideologi Nazi itu bertambah, namun intelijen mencatat angka pertunjukan konser musik mereka menurun.

Pada bulan Nopember 2011, Jerman dikejutkan dengan sebuah kelompok yang menyebut diri mereka sebagai National Socialist Underground (NSU), yang sebelumnya sempat tidak diketahui sebagai sebuah sel dari kelompok neo-Nazi. Kelompok itu mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan delapan orang keturunan Turki, seorang Yunani dan seorang polisi wanita jerman antara tahun 2000 sampai 2007.*

Rep: Ama Farah
Red: Dija


latestnews

View Full Version