Perjuangan Rasulullah SAW dalam Perang Badar, Shalahuddin al-Ayyubi dalam Perang Salib, perjuangan rakyat Palestina, dan sejarah kemerdekaan negeri kita menjadi bukti bahwa puasa mampu meningkatkan etos kerja dan meningkatkan produktivitas.
Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadlan, bertepatan dengan turunnya perintah berpuasa bagi umat Islam. sebanyak 313 kaum muslimin di bawah pimpinan langsung Rasulullah SAW menang malawan 950 pasukan kafir Quraisy pimpinan Abu Sufyan.
Fakta di balik Perang Badar menunjukkan, puasa yang dilaksanakan sesuai tuntunan Rasulullah SAW mampu menumbuhkan etos kerja dan etos juang yang tinggi. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi saat ini.
Banyak kaum muslimin menjadikan puasa sebagai alasan bersikap lesu, meminta pengurangan jam kerja, produktivitas merosot, dan kemalasan-kemalasan lainnya sebagai konsekuensi logis puasa. Padahal Rasulullah SAW tak pernah mencontohkan demikian.
Realitas Perang Badar berbeda dengan anggapan di atas. Memang puasa menjadikan tubuh letih dan lemas. Namun, jika puasa dijadikan alasan turunnya produktivitas, etos kerja, dan etos juang, tidak bisa dibenarkan.
KH Syukri Zarkasi mengatakan, puasa dapat meningkatkan etos kerja jika dilaksanakan sesuai tuntunan. Puasa dapat berfungsi dengan baik jika dilakukan dengan baik pula. Selain itu, orang yang memahami hikmah puasa dan sudah pernah merasakan puasa dapat merasakan manfaat puasa.
Menurut KH Syukri, saat kita berpuasa hendaknya juga tetap melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana pada saat tidak puasa. Semantara, pada saat puasa, kita dianjurkan melakukan ibadah shalat Tarawih, membaca al-Qur'an, dan bersedekah.
Beliau menjelaskan, jangan mentang-mentang kita sedang berpuasa lalu itu dijadikan sebagai hambatan bagi kita untuk produktif. "Etos kerja harus tetap supaya kita juga mendapatkan hikmah puasa," katanya.
Sejarah menyebutkan, kemenangan umat Islam pada perang Badar, Perang Salib, Perang Palestina, juga perang memperoleh kemerdekaan RI terjadi pada saat umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa. Dari sini, harusnya umat Islam etos kerjanya lebih tinggi, bukan tambah loyo.
Energi dari Allah
Direktur Utama Parin Bisnis and Consulting, Adi Warman Karim, secara terpisah mengatakan, puasa dapat meningkatkan semangat kita meskipun kita tidak memiliki banyak energi karena tidak makan. Pada saat puasa, justru kita seperti mendapatkan energi dari Allah sehingga bisa termotivasi.
"Puasa yang berkualitas tentu saja yang dapat meningkatkan etos kerja," ujarnya.
Dilihat dari segi waktu, lanjut dia, bekerja pada saat berpuasa lebih efisien karena waktu yang terbuang tidak banyak. Hal itu menguntugkan karena pekerjaan akan dapat segera selesai lewat perencanaan yang jauh lebih baik. "Orang akan berusaha menyelesaikannya dengan cepat," katanya.
Bagi perusahaan, jika pekerjaan lekas selesai, itu dapat menghemat biaya lembur atau lsitrik. "Selain itu, karena yang dipilirkan oleh orang yang berpuasa itu beribadah, dia akan berpikir bagaimana meraih pahala dengan memperbanyak waktu beribadah," tutur Adi. (PurWD/rpb)