View Full Version
Senin, 19 Oct 2009

Tata Cara Haji Sesuai Sunah (5)

*Disunahkan bagi jamaah haji untuk wukuf di Arafah diatas kendaraannya, karena Beliau shallawahu ‘alaihi wasallam wukuf diatas untanya (Shahih Sunan Nasa’ie Syaikh Albani), dizaman kita sekarang mobil telah menggantikan tempatnya, maka hendaklah berada diatas mobilnya, kecuali kalau turun dari kendaraan menjadi lebih khusyu’ baginya.

*Tidak boleh meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah sebelum terbenam matahari.

*Apabila matahari terbenam para jamaah haji berangkat ke Muzdalifah dengan tenang dan pelan sambil memperbanyak Talbiyah dalam perjalanan mereka, apabila telah sampai Muzdalifah melaksanakan sholat Maghrib tiga raka’at dan Isya’ dua raka’at dengan jamak, dengan satu adzan dan dua iqomat, dan itu langsung ketika mereka sampai tanpa menunda-nunda( apabila tidak mungkin sampai Muzdalifah sebelum pertengahan malam maka boleh melakukan sholat Maghrib dan Isya’ dalam perjalanan mereka karena kuatir keluar waktu Isya’).

Kemudian para jamaah haji bermalam di Muzdalifah sampai sholat Subuh, kemudian disunahkan setelah sholat untuk wukuf di Masy’aril Haram dengan menghadap Kiblat, memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah dengan mengangkat kedua tangan, sampai cahaya matahari menyebar [ lihat gambar 6] berdasarkan perbuatan Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam (HR Imam Muslim).

*Dibolehkan bagi yang membawa wanita atau kaum lemah untuk meninggalkan Muzdalifah ke Mina apabila telah berlalu kira-kira dua pertiga malam, berdasarkan perkataan Ibnu Abbas radhiallahu anhuma : ( Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam mengutusku untuk membawa kaum lemah dari Jamak (Muzdalifah)diwaktu malam)(Muttafaqun ‘alaihi)

*Muzdalifah seluruhnya tempat wukuf, tetapi sunahnya wukuf di Masy’aril Haram seperti sebelumnya, berdasarkan sabda Rasulullah shallawahu ‘alaihi wasallam: ( Aku wukuf disini dan Muzdalifah seluruhnya tempat wukuf )(HR Imam Muslim).

Kemudian para jamaah haji berangkat ke Mina sambil memperbanyak Talbiyah dalam perjalanan mereka, dengan mempercepat jalan ketika sampai Wadi Muhassir, kemudian menuju Jumratul Kubra ( yaitu Jumratul Aqabah) dan melempar tujuh kerikil ( dengan mengambilnya dari Muzdalifah atau Mina jika memudahkan) setiap kerikil kira-kira sebesar biji kacang kedelai [seperti gambar 8].

Masy’aril Haram : sekarang adalah masjid yang terdapat di Muzdalifah [ seperti dalam gambar 6]

Jama’ : dia adalah Muzdalifah, disebut demikian karena para jamaah haji menjama’ sholat maghrib dan Isya’ ditempat tersebut.

Wadi Muhassir : dia lembah antara Mina dan Muzdalifah [seperti dalam gambar 6] disebut demikian karena gajahnya Abrahah berhenti disitu, ditempat itulah azab diturunkan maka disunahkan untuk berjalan cepat.


latestnews

View Full Version