Bulan Dzul Hijjah merupakan bulan mulia, di situlah ibadah haji dikerjakan, di situ pula Hari Raya Kurban dirayakan. Bulan tersebut memiliki beberapa keistimewaan yang akan kami sampaikan sebagiannya pada kesempatan ini:
- Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya zaman telah berputar kembali seperti keadaannya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, dan setahun dua belas bulan, di antaranya empat bulan haram: tiga bulan berturut-turut Dzul Qoidah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan Rajab terpisah yaitu antara Jumadil Tsani dan Syaban… " (Muttafaqun Alaihi).
Dua bulan yang tidak pernah berkurang, dua bulan Hari Raya: Ramadhan dan Dzul Hijjah
- Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Dua bulan yang tidak pernah berkurang, dua bulan Hari Raya: Ramadhan dan Dzul Hijjah" (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Umar bin Khatthab radhiallahu anhu, bahwa seorang Yahudi berkata kepadanya: "Ya Amirul Mukminin, satu ayat dalam kitab mereka yang kalian baca, seandainya ayat ini turun kepada kami kaum Yahudi niscaya kami akan menjadikan hari itu sebagai hari raya. Beliau bertanya: ayat yang mana? dia berkata: “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku Ridha Islam sebagai agama bagi kalian.” Maka Umar radhiallahu anhu berkata: “Kami telah mengetahui hari tersebut dan tempat turunnya ayat tersebut kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam yaitu ketika beliau wukuf di Arafah pada hari Jumat" (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada satu hari pun amal shalih di waktu itu lebih dicintai Allah dari sepuluh hari ini." lalu mereka berkata: Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah sekalipun? Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Walaupun jihad dijalan Allah, kecuali seorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu tidak kembali lagi dengan semua itu" (HR Imam Bukhari).
- Dari Abu Said Al Khudriyi radhiallahu anhu berkata: "Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang puasa hari raya Idul Fithri dan Idul Adha …" (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang puasa dua hari: hari raya Idul Adha dan Idul Fithri” (Muttafaqun Alaihi).
- Maula Ibnu Azhar berkata: Aku menyaksikan hari raya bersama Umar bin Khatthab radhiallahu anhu lalu berkata: “Ini adalah dua hari yang dilarang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk berpuasa: yaitu hari berbukanya kalian dari puasa, dan hari lain yang mana kalian makan dari sembelihan kalian” (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Ummu Fadhl binti Harits: “Bahwa manusia berselisih ditempatnya mengenai puasa Nabi shallallahu alaihi wasallam pada hari Arafah, sebagian berkata: Beliau berpuasa. Sebagian lagi berkata: Beliau tidak berpuasa. Maka Ummu Fadhl mengirim segelas susu kepada beliau ketika diatas untanya, lalu beliau meminumnya” (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Maimunah radhiallahu anha: “Bahwa orang-orang ragu-ragu mengenai puasa Nabi shallallahu alaihi wasallam pada hari Arafah, lalu dikirim kepada beliau susu ketika beliau wukuf di Arafah, lalu beliau meminumnya dan orang-orang melihatnya” (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Aisyah radhiallahu anha berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzul Hijjah sama sekali” (HR Muslim).
- Dari Ummu salamah radhiallahu anha bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Apabila telah masuk sepuluh awal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka janganlah mengambil dari rambutnya dan bulunya sedikitpun” (HR Muslim.
- Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu: bahwa seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata: Bagaimana anda berpuasa? lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun marah… kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tiga hari dari setiap bulan, dari Ramadhan ke Ramadhan lagi, maka ini seperti puasa setahun penuh, puasa hari Arafah aku mengharap dari Allah untuk menggugurkan dosa tahun lalu, dan tahun yang akan datang, dan puasa hari Asyura aku mengharap dari Allah dapat menggugurkan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).
- Dari Aisyah radhiallahu anha berkata: bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: “Tidak ada satu hari pun lebih banyak Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka dari hari Arafah, dan bahwa dia mendekat kemudian para malaikat berbangga dengan mereka. Lalu berkata: mereka menghendakinya” (HR Muslim).
- Dari Uqbah bin Amir radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Hari Arafah, dan hari Idul Adha, dan hari Tasyrik, hari raya kita kaum muslimin, yaitu hari-hari makan dan minum” (HR Muslim).
- Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah sedangkan mereka memiliki dua hari dimana mereka bermain dimasa jahiliyah, lalu beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Tabaaraka Wa Taalaa telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari keduanya yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
- Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiallahu anhuma bahwa dia mendatangi ayahnya Amru bin Ash radhiallahu anhu lalu mendapatinya sedang makan. Dia berkata: Lalu ayahku mengundangku. Dia berkata: Aku berkata: sesungguhnya aku berpuasa. Lalu dia berkata: Hari-hari ini yang Rasulullah melarang kita untuk berpuasa dan memerintahkan kita untuk berbuka.” Malik berkata: “Dialah hari-hari tasyrik” (HR Malik).
- Dari Abi Nujaih berkata: Ibnu Umar radhiallahu anhuma ditanya tentang puasa hari Arafah lalu beliau berkata: “Aku melaksanakan haji bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam namun beliau tidak berpuasa, dan aku melaksanakan haji bersama Abu bakar namun beliau tidak berpuasa, dan aku melaksanakan haji bersama Umar namun beliau tidak berpuasa, dan aku melaksanakan haji bersama Utsman namun beliau tidak berpuasa, dan aku tidak berpuasa, dan tidak memerintahkannya, dan tidak melarangnya” (HR Ahmad dan Turmudzi).
- Dari Abdullah bin Qarath dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya hari yang paling agung disisi Allah Tabaraka Wa Taalaa adalah hari kurban, kemudian hari kedua setelah hari raya” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
- Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdiri pada hari kurban di antara Jamrat di waktu beliau mengerjakan haji, lalu beliau berkata: “Hari apa ini?” Maka mereka berkata: “Hari raya kurban,” beliau berkata: “Ini hari raya Haji Akbar” (HR Bukhari dengan sanad muallaq).
- Dari Abdullah bin Amru radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk menjadikan hari raya Idul Adha sebagai hari raya yang dijadikan Allah bagi umat ini …” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
- Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu “Bahwa Abu Bakar Ash shiddiq radhiallahu anhu mengutusnya dalam haji yang diperintahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam sebelum haji wada pada hari raya kurban dalam sebuah utusan untuk mengumumkan kepada manusia: janganlah melaksanakan setelah tahun ini seorang musyrik, dan janganlah berthawaf dikabah dalam keadaan telanjang” (HR Bukhari). Dalam sebuah riwayat Abu Dawud: “Dan hari Haji Akbar adalah hari raya kurban dan hari Haji Akbar adalah haji” (HR Abu Dawud).
- Dari Ibnu abbas radhiallahu anhuma berkata: “Dahulu mereka menganggap bahwa Umrah pada bulan-bulan haji termasuk kejahatan yang paling besar dibumi, dan mereka menjadikan bulan Muharram sebagai Shafar, dan mereka berkata: apabila luka dipunggung unta telah sembuh, bekas jejak unta telah terhapus, dan bulan Shafar telah berakhir, maka halal Umrah bagi yang menghendakinya. Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat datang pada pagi hari keempat dengan niat haji lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkan mereka untuk menjadikannya Umrah, maka hal itu menggemparkan para sahabat , lalu mereka berkata: “Ya Rasulullah! Apakah itu halal? Beliau berkata: “Semuanya halal” (Muttafaqun Alaihi).
- Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma bahwa beliau berkata: “Barangsiapa yang berumrah dibulan-bulan haji: bulan Syawwal, atau Dzul Qaidah, atau Dzul Hijjah…” (Atsar riwayat Bukhari).
- Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: “Dan bulan-bulan haji yang disebutkan Allah Ta’alaa: Syawwal, dan Dzul Qaidah, dan Dzul Hijjah” (Atsar riwayat Bukhari).
- Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma (Demi waktu Fajar) beliau berkata: Fajar siang hari, (dan malam-malam sepuluh) beliau berkata: sepuluh malam pertama bulan Dzul Hijjah (Idul Adha) (HR Al Hakim).
- Dari Jabir radhiallahu anhuma dari nabi shallallahu alaihi wasallam berkata: “Sesungguhnya sepuluh malam yang dimaksud sepuluh malam pertama bulan Dzul Hijjah, dan malam ganjil adalah hari Arafah, dan malam genap adalah hari raya kurban” (HR Ahmad). [AR]
Berita terkait: Beberapa Hadits Palsu Seputar Dzul Hijjah