View Full Version
Rabu, 02 Dec 2009

Bermaksiat Sesudah Melaksanakan Haji

Orang yang bermaksiat sesudah selesai melaksanakan haji, apakah hajinya batal karena maksiat itu, ataukah nilainya hajinya berkurang karenanya?

 

Apabila orang yang sudah berhaji melakukan kemungkaran atau maksiat sesudah melaksanakan ibadah haji, maka kemungkaran dan kemaksiatan tersebut tidak membatalkan hajinya, karena melaksanakan kebaikan tidak dibatalkan dengan menjalankan kemaksiatan, walaupun bisa mengurangi nilai dan pahalanya.

Allah Ta'ala akan menghisab amal manusia yang besar maupun yang kecil, ketaatan maupuan kemaksiatan. Dan timbangan pada hari kiamat kelak merupakan hukum. Yaitu ketika kebaikan diletakkan di salah satu daun timbangan dan kemaksiatan di daun timbangan yang lain, lalu akan nampak mana yang lebih berat. Dari situ akan terlihat apakah dia seorang baik atau bukan, atas dasar itulah dia mendapatkan pahala  dan dosa.

Allah Ta'ala berfirman;

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula." (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (QS. Al-Anbiya': 47).

Bagi seorang muslim dituntut untuk berhaji dengan benar dan mabrur dan mengapresiasikan pengaruhnya pada diri dan perangainya. Jika sebelumnya dia termasuk yang biasa mendzalimi diri sendiri dan melakkan dosa besar, hendaklah dia bertaubat, kembali kepada Allah, beramal shalih, dan tidak mengulanginya lagi. Bahkan dia dituntut untuk selalu menjadikan hatinya selalu putih bersih dan hubungannya dengan Allah kuat, itulah buah dari haji yang mabrur yang tidak lain balasannya adalah surga. (PurWD/Q-iol) 


latestnews

View Full Version