Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bagi siapa yang khawatir tidak bangun malam, maka dianjurkan untuk shalat witir sebelum tidur. Ini lebih memberikan jaminan baginya supaya tidak meninggalkan shalat witir di malam itu
Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata:
أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَبِالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَبِصَلَاةِ الضُّحَى فَإِنَّهَا صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ
"Kekasihku Shallallahu 'Alaihi Wasallam mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dari setiap bulan, shalat witir sebelum tidur, dan dari shalat Dhuha, maka sungguh itu adalah shalatnya awwabin (shalatnya orang-orang yang banyak taat kepada Allah)." (HR. Ahmad dan Ibnu Huzaimah. Dishahihkan Syaikh al-Albani di Shahih al-Targhib wa al-Tarhib)
Bagi siapa merasa ‘yakin’ bisa bangun malam, terbaik baginya menjadikan shalat witir sebagai penutup shalat malamnya. Sebagaimana hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
اِجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
"Jadikanlah shalat witir sebagai akhir shalatmu malam hari." (Muttafaq Alaihi)
Sedangkan bagi seseorang yang sudah shalat witir sebelum tidur, lalu ia terbangun di akhir malam, bolehkah ia melakukan shalat tahajjud?
Siapa yang terbangun di akhir malam padahal sudah witir sebelum tidur, ia tetap dibolehkan shalat tahajjud dua rakaat, dua rakaat. Witirnya cukup di awal tadi. Ia tidak boleh ulangi witirnya. Karena, tidak ada 2 witir dalam satu malam. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]