Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Shalat ‘Id merupakan bagian Syi’ar Islam yang agung. Awal disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah. Dikerjakan –utamanya- di tanah lapang dan terbuka, kecuali ada udzur seperti hujan, maka boleh dikerjakan di masjid.
Shalat ied dilaksanakan dengan berjamaah, diawali dengan shalat dua rakaat dan dilanjutkan khutbah.
Waktu pelaksanaanya apabila matahari sudah naik setinggi satu tombak (masuk waktu Dhuha) sampai matahari tergelincir. Untuk ‘Idul Fitri disunnahkan lebih siangan untuk memberi kesempatan kaum muslimin menunaikan dan membagikan zakat fitrahnya.
Sebelum pelaksanaan shalat terdapat beberapa aturan dan adab berkaitan dengannya. Berikut ini aturan dan adab-adab tersebut:
1. Pastikan sudah menunaikan zakat fitrah sebelum pelaksanaan Shalat.
2. Bersuci dengan mandi besar (keramas) sebelum berangkat ke tempat shalat.
3. Memakai pakaian terbaik, parfum, dan wewangian.
4. Sudah makan atau minum (tidak harus makan besar) sebelum berangkat ke tempat shalat ‘Idul Fitri untuk menunjukkan bahwa di hari itu dirinya tidak berpuasa, berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
5. Berjalan ke tempat shalat sambil mengumandangkan takbir dan mengeraskannya.
6. Semua wanita –hingga wanita yang sedang haid- dan anak-anak ikut keluar.
7. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat ke tempat shalat dan pulang ke rumahnya.
8. Dianjurkan berjalan kaki ke tempat shalat dan tidak naik kendaraan.
9. Melaksanakan shalat ‘Id di tanah lapang dan terbuka; bukan dalam ruangan dan tempat tertutup.
10. Tidak ada shalat sunnah sebelumnya.
11. Shalat tidak diawali adzan dan iqomah.
12. Shalat dilaksanakan sebelum khutbah ‘Idul Fitri.
Tatacara Shalat ‘Idul Fitri
Shalat ‘Id berjumlah dua rakaat. Pelaksanaanya seperti shalat-shalat lainnya, hanya terdapat tambahan takbir pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali setelah takbiratul ihram; dan lima kali takbir pada rakaat kedua setelah takbir bangkit ke rakaat kedua. Berikut ini tata cara pelaksanaanya:
1. Memulai rakaat pertama dengan takbiratul ihram, seperti shalat-shalat lainnya.
2. Sesudah itu bertakbir sebanyak tujuh kali sebelum memulai bacaan (pendpaat lain; enam takbir setelah takbiratul ihram).
Tidak ada riwayat shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau bertakbir sambil mengangkat tangan. Tetapi Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu- yang dikenal sebagai orang paling komitmen mengikuti sunnah- mengangkat kedua tangannya pada tiap-tiap takbir.”
3. Dibolehkan membaca tahmid dan pujian untuk Allah di antara takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dinukil dari Ibnu Mas’ud.
4. Membaca surat Al-Fatihah dan diikuti membaca surat lain dari Al-Qur'an. Dianjurkan untuk membaca surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat Al-Sajdah pada rakaat kedua. Atau membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan Al-Ghasyiyah pada rakaat keduanya.
5. Setelah itu ia laksanakan rukun-rukun shalat lainnya dari ruku’, bangkit darinya (I’tidal), sujud, duduk dua sujud, sujud, dan berdiri ke rakaat kedua.
6. Bertakbir untuk bangkit dari rakaat kedua.
7. Lalu bertakbir sebanyak lima kali sebelum membaca Al-Fatihah dengan cara yang sudah disebutkan di atas.
8. Membaca surat Al-Fatihah dan diikuti membaca surat lain dari Al-Qur'an seperti yang suda disebutkan di atas.
9.Kemudian menyempurnakan rukun dan gerakan shalat lainnya sampai salam.
10. Setelah itu dilanjutkan dengan khutbah ‘Idul Fitri yang berisi nasihatkepada kaum muslimin.
Tatacara ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat dan para pengikut mereka, yang didasarkan kepada sunnah-sunnah shahihah tentang shalat hari raya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]