Oleh: Badrul Tamam
1. Qiyamul Lail menjadikan kita masuk golongan shalihin & muttaqin; QS. Ali Imran: 113-115, QS. Al-Dzariyat: 15-18.
2. Qiyamul Lail menjadikan kita masuk golongan ibadurrahman; QS. Al-Furqan: 63-75.
3. Pahala tersembunyi / tersimpan di surga bagi siapa yang melaksanakan Qiyamul Lail; QS. Al-Sajdah: 16-17, Al-Dzariyat: 15-18.
4. Qiyamul Lail mengangkat kita kepada derajat Syakirin.
Disebutkan dalam Shahihain alasan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melaksanakan qiyamul lail sehingga kaki beliau bengkak, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur”.
5. Qiyamul Lail bisa menyelamatkan kita dari neraka.
Disebutkan dalam Shahihain, dari kisah mimpi Ibnu Umar yang dibawa dua malaikat ke neraka. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda tentangnya, “Sebaik-baik pria adalah Abdullah, seandainya ia shalat malam.” Setelah itu Ibnu Umar tidak pernah meninggalkan shalat malam.
6. Qiyamul Lail mengangkat derajat kita kepada tingkatan al-Qanitin (ahli thaa’ah dan ibadah).
Disebutkan dalam Sunan Abi Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang shalat malam dengan membaca 100 ayat tercatat bagian orang-orang Qanitin/orang taat/ahli ibadah.”
7. Qiyamul Lail menjadikan kita dekat dengan Allah, Rabbul ‘Alamin.
Disebutkan dalam Shahihain, bahwa Allah Tabaaraka wa Ta’alaa turun ke langit dunia setiap malam di 1/3 malam terakhir. Lalu Allah tawarkan, “Siapa yang berdoa kepadaku maka Aku ijabah, siapa meminta maka Aku beri, siapa minta ampun maka Aku ampuni.”
8. Qiyamul Lail adalah waktu mustajab untuk berdoa.
Disebutkan di Shahih Muslim, di setiap malam disediakan waktu yang apabila seorang muslim meminta kepada Allah kebaikan dari urusan dunia dan akhirat niscaya Allah akan memberikannya.
9. Qiyamul Lali salah satu amalan yang memasukkan ke surga.
Disebutkan dalam Sunan Al-Tirmidzi, pertanyaan Mu’ad tentang amal yang akan memasukkannya ke surga dan menjauhkannya dari neraka. Salah satu jawaban Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “dan Shalatnya seseorang di tengah malam, lalu beliau membaca QS. Al-Sajdah: 16-17.
10. Allah mencintai orang yang melaksanakan Qiyamul Lail
Di Shahihain, dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash tentang sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “shalat yang paling disukai Allah adalah shalatnya Dawud; beliau tidur separoh malam dan bangun shalat di sepertiganya lalu tidur di seperenamnya.”
11. Suami – istri yang qiyamul lail akan medapatkan doa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam “Allah merahmati si fulan”. (HR. Abu Dawud tentang suami yang menbangunkan istrinya untuk qiyamul lail, apabila sulit maka akan dipercikan air ke wajahnya. . .)
12. Qiyamul Lail meninggikan derajat kita di surga. (HR. Ahmad dari Abu Malik al-Asy’ari)
13. Kemuliaan seorang mukmin terletak pada Qiyamul Lail. Jibril berkata, “Ketahuilah olehmu wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin pada qiyamul lail,” (HR. Al-Thabrani)
14. Allah bangga kepada orang yang shalat malam dan tertawa kepadanya (HR. Ahmad dan dihassankan Syaikh Al-Albani dari jalur Ibnu Mas’ud)
15. Orang yang sedang shalat malam sangat dekat kepada Allah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “saat paling dekat antara Allah dan hambanya adalah di bagian akhir malam. Jika kamu mampu menjadi bagian orang yang berdzikir kepada Allah di waktu itu maka kerjakanlah.” (HR. Al-Tirmidzi)
16. Qiyamul Lail mengurai ikatan tali setan terhadap hamba muslim. (HR. Al-Bukhari & Muslim tentang tiga ikatan setan pada tengkuk anak Adam saat tertidur)
17. Qiyamul Lail membuat kita masuk surga tanpa terlebih dahulu merasakan siksa neraka. (HR. Al-Tirmidzi tentang Menebarkan salam, sedekah makanan, silaturahim, dan shalat malam; niscaya masuk surga dengan selamat)
18. Berlomba dalam Qiyamul Lail. Di Shahihain tentang 2 amalan yang boleh hasud (dengki positif), yaitu seseorang yang shalat malam dengan bacaan Al-Qur’annya.”
19. Dzikir saat terbangun untuk shalat lalu berdoa akan diijabah doanya. (HR. Al-Bukhari tentang dzikir saat terbangun di waktu malam)
20. Jangan merana karena luput dari Qiyamul lail, jika sudah biasa mengerjakannya, bisa diganti dengan shalat Dhuha dengan menggenapkan rakaatnya. (HR. Muslim tentang shalat Dhuha Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebanyak 12 rakaat karena luput shalat malam; disebabkan sakit atau kecapekan)