Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawa dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Tasyahhud adalah bacaan zikir yang terdiri dari al-tahiyyah dan 2 kalimat syahadat. Dzikir ini disebut tasyahhud diambil dari lafadz 2 kalimat syahadat yang ada di dalamnya. Dua kalimat syahadat ini adalah bacaan paling penting saat duduk di rakat terakhir.
Pada shalat Tsunaiyyah (yang 2 rakaat) terdapat satu tasyahhud saja. Sedangkan dalam shalat Tsulatsiyah (3 rakaat) dan Ruba’iyyah (4 rakaat) terdapat 2 tasyahhud. Pertama, tasyahhud awal dilaksanakan setelah rakaat kedua. Kedua, tasyahhud kedua / akhir dikerjakan pada rakaat terakhir yang dilanjutkan dengan salam.
Adapun lafadz tasyahhud yang masyhur terdapat dalam Shahihain,
Pertama, dari jalur Ibnu Mas’ud:
اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ والصَّلوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلَامُ عَلَينَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Segala penghormatan, Shalat-shalat, dan amal-amal kebaikan milik Allah. Semoga salam kesejahteraan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya terlimpah kepadamu wahai Nabi. Semoga juga salam kesejahteraan terlimpah atas kami dan hamba-hamba Allah yg shalih. Aku bersaksi tiada tuhan (berhak diibadahi) kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.” (Muttafaq ‘Alaih, lafadz milik al-Bukhari)
Kedua, dari jalur Ibnu Umar:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُلِلَّهِ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلَامُ عَلَينَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
“Segala penghormatan, keberkahan-keberkahan, Shalat-shalat, dan amal-amal kebaikan milik Allah. Semoga salam kesejahteraan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya terlimpah kepadamu wahai Nabi. Semoga juga salam kesejahteraan terlimpah atas kami dan hamba-hamba Allah yg shalih. Aku bersaksi tiada tuhan (berhak diibadahi) kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.” (Muttafaq ‘Alaih, lafadz milik Muslim)
Dalam riwayat Abu Dawud terdapat tambahan –setelah syahadat tauhid-,
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
“Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya.”
Dan masih ada bentuk redaksi lain, namun dua redaksi ini yang masyhur dan paling kuat status keshahihannya.
Yang terbaik adalah bergantian dalam membacanya sehingga bisa mendapatkan semua kebaikan yang ada dalam bacaan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hikmah lainnya, untuk menjaga Sunnah dan menghidupkannya, serta akan membantu untuk menghadirkan konsentrasi dan kekhusyu’an. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]