Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasuillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Apabila orang yang masbuk mendapati imam sedang rukuk maka ia masuk ke dalam shalatnya dengan Takbiratul Ihram kemudian bertakbir lagi untuk rukuk. Ini yang harus dikerjakannya untuk mendapati satu rakaat tersebut bersama imamnya. Demikian yang dijelaskan Syaikh Ibnu Bazz dalam salah satu fatwanya berjudul “Hukmu Takbiratul Intiqal Liman Adrakal Imam Raaki’an”.
Kewajiban dasar yang masbuk tersebut mengerjakan 2 takbir. Takbir pertama sebagai Takbiratul Ihram yang menjadi pembuka shalat dan sebagai salah satu rukun shalat. Takbir kedua, Takbiratul Intiqal atau takbir untuk perpindahan dari satu rukun shalat ke rukun berikutnya. Dalam hal ini dari rukun berdiri kepada rukun rukuk.
Menurut jumhur ulama, hukum Takbir Intiqal ini adalah sunnah. Menurut sebagian ulama yang lain, seperti imam Ahmad, hukumnya adalah fardhu (wajib). Karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengerjakan takbir ini di setiap shalatnya dan memerintahkan sahabatnya untuk mengamalkannya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا قَامَ إِلَى اَلصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ ثُمَّ يَقُولُ : "سَمِعَ اَللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ" حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنْ اَلرُّكُوعِ ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ : "رَبَّنَا وَلَكَ اَلْحَمْدُ" ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ ثُمَّ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي اَلصَّلَاةِ كُلِّهَا وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنْ اِثْنَتَيْنِ بَعْدَ اَلْجُلُوسِ
“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila shalat beliau bertakbir ketika berdiri kemudian bertakbir ketika ruku' lalu membaca "Sami'allaahu Liman Hamidah" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya) ketika beliau mengangkat tulang punggungnya dari ruku'. Saat berdiri beliau membaca "Rabbanaa Walakal Hamdu" (Ya Tuhan kami hanya bagi-Mu segala puji) kemudian beliau melakukan demikian seluruhnya dalam shalat dan bertakbir ketika bangkit dari rakaat kedua setelah duduk tahiyyat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Dan kerjakanlah shalat sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa membaca takbiratul intiqal saat rukuk, saat turun sujud, saat bangkit dari sujud, bertakbir lagi untuk sujud, bertakbir saat bangun dari sujud dan bertakbir saat bangun berdiri dari raka’at kedua adalah bentuk meneladani Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan melaksanakan perintahnya. Maka hukumnya wajib.
Akan tetapi, penjelasan Syaikh Bin Bazz – rahimahullah –, apabila makmum datang saat imam sudah rukuk dan waktu mendapati rukuk imam itu sempit lalu hanya membaca Takbiratul Ihram saja dan rukuk maka sah menurut para ulama. Namun bila mengerjakan dua takbir itu yang lebih selamat dan keluar dari khilaf.
Kesimpulannya, hendaknya orang yang masbuk tadi mengerjakan dua bentuk takbir sebelum menyusul rukuknya imam. Berdiri membaca bertakbir sebagai Takbiratul Ihram dan lalu membaca Takbir Intiqal untuk menuju rukuk. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]