View Full Version
Ahad, 30 Aug 2009

PT. Pindad Memproduksi Senjata Untuk Israel ?

Filipina (voa-islam) Kapal berbendera Panama 'Capt Ufuk' yang mengangkut senjata ditangkap polisi Filipina. Diduga, senjata-senjata berjenis Pindad SS1-V1 tersebut berasal dari Indonesia. Namun hal itu masih dipastikan.

"Sedang dipastikan apakah senjata itu dari Indonesia, apakah itu replika atau berasal dari Israel. Kita belum dapat keterangan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Tengku Faizasyah di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (28/8/2009).

Liputan 6 Pagi SCTV sempat menyebutkan senjata yang akan dijual tersebut dengan merek 'GALIL', sebuah merek senjata yang diproduksi oleh Israel sang real-teroris. Namun kini pemberitaan menyebutkan bahwa senjata yang diamankan pihak kepolisian Filipina adalah jenis Pindad SS1-V1, manakah yang benar?

Namun timbul pertanyaan, apakah PT. Pindad memproduksi dan memperdagangkan senjata buatan Israel dengan merek Galil tersebut?

50 Senjata Buatan PT. Pindad, SS1-V1, yang ditangkap pemerintah Filipina


Hingga saat ini, kata Faiz, pihaknya baru mendapat informasi dari sejumlah media di Filipina. Dari keterangan yang diperoleh, senjata yang ditemukan adalah buatan Pindad dan sebagian lainnya buatan Israel.

"Langkah ke depan kita akan mencari tahu kepada pemerintah Filipina apakah ada senjata dari Pindad yang dijualbelikan," kata Faiz.

Penangkapatn kapal 'Capt Ufuk' dilakukan polisi Filipina pada 21 Agustus lalu. Di dalam kapal tersebut, polisi Filipina menemukan 50 Pindad SS1-V1. Selain itu, kapal juga mengangkut sejumlah peralatan militer lainnya.

Petinggi polisi Filipina Manuel Gaerlan sebelumnya mengatakan, kapal 'Capt Ufuk' beserta 14 kru asal Georgia dan Afrika ditangkap kepolisian Filipina. Sebelum ditangkap, kapal yang berangkat dari Turki itu sempat singgah ke Indonesia untuk mengambil barang. Namun semua masih dalam penyelidikan.

Milik negara

Pada Jumat sore, Biro Penegakan Hukum Kepabeanan Filipina (Bureau of Customs Enforcement Group) meminta izin dari Kepolisian Nasional Filipina (PNP). Tujuannya adalah agar senjata selundupan itu bisa dipakai sebagai alat bagi polisi kepabeanan. ”Jika izin diberikan, keberadaan senjata itu akan menolong lembaga kami,” kata Wakil Ketua Komisi Kepabeanan Filipina Horacio Suansing Junior di Manila sebagaimana dikutip situs Manila Bulletin.

Kepala Divisi Polisi Kepabeanan Filipina Jose Yuchongco, yang juga Wakil Direktur Penegakan Hukum Kepabeanan dan Jasa Keamanan (Customs Enforcement and Security Service), mengatakan, setiap senjata yang disita otomatis menjadi milik negara.

”Jadi, kita tidak tahu kapal itu dipesan dari mana oleh Filipina, yang jelas pesanan senjata untuk Filipina diangkut dengan dokumen resmi. Ketika sampai di Filipina, kemungkinan belum dikonfirmasi pemilik kapal tentang keberadaan senjata lain, selain untuk Filipina,” ujar Timbul. Di kapal itu, katanya, juga ada senjata buatan Pindad yang akan dikirim ke Mali.

Ketua Intelijen Kepabeanan dan Jasa Penyelidik Filipina Fernandino Tuason mengatakan, nilai senjata itu sekitar 25 juta peso (Rp 1,2 miliar).

Tuason menambahkan, sejumlah politisi telah memesan senjata dari sindikat internasional untuk pengamanan selama pemilu parlemen pada tahun 2010. Pesanan itu adalah untuk senjata jenis Galil buatan Israel,” kata Tuason kepada harian Philippine Daily Inquirer.

Tuason menambahkan, dari informasi yang didapat, senjata itu adalah pesanan dari Israel, Namun, kata Tuason, temuan di Mariveles itu adalah senjata buatan Indonesia.

Dokumen menyebutkan, kapal berbobot 2.400 ton itu berasal dari Turki serta sempat singgah di Malaysia dan Indonesia.

Kecurigaan terhadap kapal itu adalah karena berlabuh sekitar 500 meter di lepas pantai pelabuhan Mariveles. Setelah itu, ada aktivitas yang mencurigakan di sekitar kapal tersebut. Faktor lain, kapal itu tidak memberi tahu jam kedatangan 48 jam sebelum berlabuh. (REUTERS/AP/AFP/MON/Antara)


latestnews

View Full Version