View Full Version
Kamis, 31 Dec 2009

KH Kholil Muhammad: Semoga Tak Ada Lagi Kiai Nyeleneh Setelah Gus Dur

PAMEKASAN (voa-islam.com) – Di tengah simpati jutaan warga Indonesia dari Presiden, kiyai, santri sampai rakyat jelata terhadap meninggalnya Gus Dur, ternyata masih ada kiyai NU yang kurang simpati terhadap Gus Dur.

Di Madura, sejumlah kiai dan ulama yang dikenal berlawanan pandangan dengan almarhum Gus Dur, baik dalam politik dan agama, mengungkapkan turut berduka cita atas wafatnya mantan presiden RI keempat tersebut. Salah satunya adalah KH Kholil Muhammad, pengasuh Pondok Pesantren Gunung Jati Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Ia mengatakan, di luar pemikirannya yang selalu kontroversial, Gus Dur adalah guru dan tokoh yang sulit dicari tandingannya.

“Sebagai orang NU, kami kehilangan tokoh besar,” katanya, Rabu (30/12).

Ia mengaku secara politik dan pemikiran keagamaan berseberangan dengan Gus Dur. Ia menilai pluralisme agama yang diusung Gus Dur sangat berbahaya bagi umat Islam. “Semoga tidak ada lagi kiai nyeleneh secara pemikiran setelah Gus Dur,” ujarnya penuh harap.

Meski begitu, Kiyai Kholil mencatat berbagai jasa Gus Dur. Salah satunya, ia berhasil mengubah kultus ketokohan orang Jawa terhadap raja-raja kepada para ulama dan kiai. Seperti munculnya kiai langitan yang berpengaruh di pulau Jawa.

"Pluralisme agama yang diusung Gus Dur sangat berbahaya bagi umat Islam. Semoga tidak ada lagi kiai nyeleneh secara pemikiran setelah Gus Dur" (KH. Kholil Muhammad, Madura)...

Selama menjadi ketua NU antara tahun 1984 hingga 1999, lanjut dia, Gus Dur berhasil mengubah ekslusivitas menjadi terbuka dan berwawasan kenegaraan.

Kiyai NU lainnya yang sering berseberangan dengan Gus Dur adalah KH Idris Marzuki. Pemimpin Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur ini tidak menghadiri pemakaman Gus Dur. Ketidakhadiran tersebut disampaikan Kiai Idris usai mengikuti rapat persiapan peringatan satu abad Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Rabu (30/12) kemarin.

Meski berseberangan dengan Gus Dur, Kiyai Idris mengaku sangat kehilangan Gus Dur. Sebagai gantinya, Kiai Idris memerintahkan kerabat maupun pengurus Lirboyo untuk berbela sungkawa ke Jombang. Selain itu, seluruh santri Lirboyo juga diminta melakukan shalat gaib untuk mendoakan almarhum Gus Dur.
“Saya akan mendoakan dari rumah,” kata Kiai Idris.

Disinggung sikapnya yang kerap berseberangan dengan Gus Dur saat berkutat bersama-sama di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Kiai Idris menganggapnya sebagai hal yang lumrah. Hal ini menurutnya kerap terjadi di antara para sesepuh NU. “Biasa perbedaan bagi yang sepuh-sepuh,” katanya. [ali/tempo]

Baca berita terkait:

  1. Beda Ulama dan Paus: Gus Dur Orang Murtad atau Guru Perdamaian?
  2. In Memoriam Gus Dur dan Polemik Kitab Cabul
  3. Heboh!! Video "Gus Dur Dibaptis Pendeta" Diputar di Surabaya
  4. Kontroversi Gus Dur- Wahabi: Siapa yang Aneh?
  5. Menelisik Angka Kematian Gus Dur yang Ajaib?
  6. Gur Dur Masih Hidup Lho...
  7. KH Kholil Muhammad: Semoga Tak Ada Lagi Kiai Nyeleneh Setelah Gus Dur

latestnews

View Full Version