View Full Version
Selasa, 19 Jan 2010

Aliran Sesat Brayan Agung Kembali Resahkan Warga Situbondo

Situbondo (voa-islam.com) -Aliran sesat muncul di Situbondo, tepatnya di Desa Gelung, Kecamatan Kendit. Namanya aliran Brayan Agung. Ajaran ini sungguh menyesatkan. Konon, pengikutunya dilarang menjalankan salat, membaca Alquran, dan berpuasa.

Terang saja, munculnya ajaran itu langsung mengudang protes warga setempat. Warga resah karena ajaran yang disampaikan menyimpang dari ajaran Islam.

Yang paling ironis adalah adanya penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Saat melakukan Isra Mikraj, Nabi Muhammad dikatakan tidak naik buroq. "Tapi dikatakan buka rok, sambil bergerak-gerak layaknya orang melakukan hubungan seksual," terang salah satu warga Gelung.

..."Kita sudah melakukan investigasi. Informasi yang kita dapatkan memang sungguh ironis. Ngaku orang Islam tapi perilakunya sudah tidak Islami. Ini jelas sudah sesat," kata pria yang akrab dipanggi Gus Faqih...

Kejanggalan lain, Islam dimaknai sebagai isi langit dan bumi. "Ngakunya bernama Pangeran Agung. Ketika saya tanya, agamanya juga Islam," lanjut warga tadi.

Islam juga dinilai sebagai agama penjajah. Sebab, dulu tanah Jawa dikuasai Majapahit. Kemudian, datang agama Islam yang merebut kekuasaan Majapahit. "Kita khawatir karena ada sejumlah warga yang mengikuti ajaran ini. Mereka sudah tidak salat dan tidak puasa. Kalau dibiarkan, makin lama nanti makin banyak," papar warga.

Warga berhasil mengamankan sejumlah dokumen yang terkait ajaran-ajaran Pangeran Agung. Salah satunya, ada tulisan "Brayat Agung Mojopait, Selama Pancasila Dijadikan Sebagai Landasan Negara Republik Indonesia, Majapahit Akan Tetap Ada, Pancasila Adalah Ageman Bangsa Indonesia".

Beberapa pekan terakhir ini, warga Desa Gelung sebenarnya sangat emosi. Sejumlah warga berencana membakar tempat tinggal Pengeran Agung. Namun, niat itu dihalangi karena akan merugikan warga sendiri. Akhirnya, selain melaporkan ke Polsek, warga juga melapor ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Situbondo. Pangeran Agung kini menghilang entah ke mana.

Ketua MUI Situbondo, K.H. Abdul Faqih Gufron mengungkapkan, pihaknya mendapat pengaduan adanya ajaran sesat di Desa Gelung sekitar satu minggu terakhir. "Kita sudah melakukan investigasi. Informasi yang kita dapatkan memang sungguh ironis. Ngaku orang Islam tapi perilakunya sudah tidak Islami. Ini jelas sudah sesat," kata pria yang akrab dipanggil Gus Faqih itu.

Diperoleh keterangan, aliran sesat Brayan Agung itu juga menjadi perhatian serius Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Situbondo. Kantor

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Situbondo terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membubarkan ajaran tersebut. (ibnudzar/jpnn)



latestnews

View Full Version