POLEWALI (voa-islam.com) – Apa yang salah dalam sistem pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN), sehingga beberapa lulusannya menjadi nabi palsu? Salah satunya adalah Syamsuddin, nabi palsu pimpinan aliran sesat Puang Malea dari Polewali Mandar, lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar tahun 2008.
Warga dan para tokoh agama setempat menilai ajaran nabi palsu Syamsuddin dalam aliran Puang Malea sangat menyimpang dari Islam. Beberapa penyimpangan di antaranya: pimpinan aliran Puang Malea, Syamsuddin mewajibkan kepada para pengikutnya untuk mengakui bahwa dirinya adalah Nabi Khaidir. Kemudian, pengikut terlebih dahulu harus disucikan dengan mandi bersih yang diawali dengan buang hajat. Calon pengikut aliran ini mandi tanpa busana dengan kepala ditutupi selembar kain putih.
Meski mengaku beragama Islam, Syamsuddin mengajarkan syahadat denan lafaz yang berbeda dengan syahadat umat Islam yang sudah baku. Syahadat ajarannya ada tiga macam, yakni syahadat tubuh, syahadat nyawa dan syahadat hati dengan lafadz berbeda.
Syamsuddin juga tidak mewajibkan shalat lima waktu kepada pengikutnya. Ia mengajarkan shalat gaya baru bukan menghadap kiblat, tapi menghadap ke selatan.
Doktrin aliran Puang Malea banyak menyimpang dari ajaran Islam, karena kitab rujukannya bukan hanya Al-Qur’an. Syamsuddin mengajarkan kitab suci baru yang merupakan gabungan dan rangkuman dari kitab Zabur, Taurat, Injil, Suhuf dan Al-Qur’an.
...kitab rujukannya bukan hanya Al-Qur’an. Syamsuddin mengajarkan kitab suci baru yang merupakan gabungan dan rangkuman dari kitab Zabur, Taurat, Injil, Suhuf dan Al-Qur’an...
Dalam syariat pernikahan, Puang Malea mengajarkan nikah batin dengan penobatan ijab qabul menggunakan lafadz huruf ”A” untuk suami, lafadz huruf ”I” untuk istri dan lafadz huruf ”U” untuk imam.
Untuk meyakinkan jemaatnya, pemuda 28 tahun itu mengaku sering memperoleh ilham untuk disampaikan kepada umat supaya tidak terperosok dalam kehidupan yang sesat. Namun Syamsuddin mengaku tidak punya kemampuan yang berbeda dengan orang lain (mukjizat) jika tidak ada ilham. Jika ilham itu datang, Udin bertingkah seperti orang kesurupan jin.
"Saya mungkin seperti yang orang bilang kesurupan kalau didatangi (ilham) yang mengajar saya tentang banyak hal soal kehidupan supaya tidak tersesat," katanya di sela-sela pemeriksaan di Reskrim Polres Polman.
Buntut ajaran sesat itu, Syamsuddin bersama enam orang pengikutnya diamankan polisi sejak Jumat, (29/1/2010). Keenam pengikutnya itu antara lain, Rizal selaku imam yang biasanya menikahkan pengikutnya, Miri alias Baba, Umar alias Pua Ancu, Mahmuddin, Bundu dan Nasdah (jemaat perempuan).
Meski menolak disebut aliran sesat dan membantah ajaran yang disebarkan mempunyai kitab selain Al-Qur’an, namun di markas Puang Malea ditemukan beberapa bukti yang mendukung adanya penyimpangan agama. Barang bukti itu berupa 21 buku kecil berisi catatan ajaran dan parang.
Bukti-bukti ini ditemukan warga kampung Mirring, Desa Mirring, kecamatan Binuang, Polewali Mandar Sulawesi Barat, ketika melakukan penyegelan terhadap maskas pengajaran Puang Malea, Sabtu (30/1).
Seorang warga, Harun, menjelaskan penyegelan dilakukan karena tidak menginginkan kampungnya menjadi tempat penyebaran ajaran yang tidak sesuai dengan tuntunan agama.
"Kita tidak mengizinkan penyegelan dibuka sebelum pengikut ajaran Puang Malea menyatakan kembali ke ajaran yang kita yakini selama ini. Kita minta mereka bertobat dan jangan lagi mengotori kampung dengan ajaran yang menyesatkan," tegas Harun.
Sehari kemudian, Ahad (31/1), sekitar pukul 10.30 WITA, rumah ibadah aliran Puang Malea di Kampung Lena, Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, dibongkar massa. Rumah ibadah berukuran kira-kira 4 X 6 meter yang berada di areal perbukitan dan hutan ini dibongkar dengan alasan agar aliran Puang Malea ini tidak menyebar luas.
Kapolres Polewali Mandar AKBP Gusti Ngurahrai Mahaputra saat dikonfirmasi via ponselnya, menjelaskan, tujuh warga pengikut aliran Puang Malea ini termasuk Syamsuddin telah dilepas dan dipulangkan ke kampungnya dengan pengawasan Departemen Agama Polewali Mandar. Pembongkaran tersebut disaksikan langsung pengikut aliran ini atas kesadaran sendiri.
"Pembongkaran ini dilakukan sendiri oleh warga dan pengikut aliran yang telah mengaku sadar dan akan meninggalkan alirannya. Polisi hanya memantau. Sementara itu, meski tujuh pengikut aliran ini telah dilepas, mereka tetap berstatus wajib lapor," kata AKBP Gusti Ngurahrai Mahaputra.
...Sebelumnya, tahun 2007, jebolan IAIN Jakarta dipenjara 3 tahun karena mengaku jadi nabi dalam aliran sesat Lia Eden...
Nabi palsu IAIN sebelumnya
Nabi palsu lulusan UIN itu bukan satu-satunya kasus. Jauh sebelumnya, jebolan IAIN (sekarang UIN) yang mengaku jadi nabi adalah Abdul Rahman itu. Kini ia jadi nabi palsu dalam aliran sesat Lia Eden. Jebolan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1997 ini mengaku sudah tidak percaya adanya akhirat sejak masih jadi mahasiswa IAIN Jakarta, 1996.
Dalam aliran Lia Eden, Abdul Rahman mengaku sebagai reinkarnasi (jelmaan kembali) Nabi Muhammad SAW. Terbukti sesat dan melakukan penodaan agama terhadap Islam, Abdul Rahman bersama Lia Eden divonis tiga tahun penjara olleh Mahkamah Agung pada tanggal 9 November 2007. Saatnya UIN berkaca, apa yang salah dengan UIN? [taz, dari berbagai sumber]
Baca berita terkait:
Pengikut Aliran Sesat di Polman Bentrok dengan Aparat.