View Full Version
Rabu, 11 Aug 2010

Hukuman Mati, Tuntutan Bombastis Yang Sudah Basi

Jakarta (voa-islam.com) -Setelah menangkap Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Polri menetapkan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Ustadz Abu Bakar Ba'asyir sebagai tersangka. Ba'asyir dijerat dengan pasal hukuman mati. Meski demikian Ustadz Abu Bakar Ba'asyir santai-santai saja menghadapi tuntutan tersebut.

"Beliau menerima saja. Santai saja," ujar pengacara
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Mahendradatta, Selasa (10/8/2010) malam.

..."Kita gerak lagi setelah Ramadan. Santai saja, ini tidak perlu terlalu serius," terang Mahendra...

Mahendra menjelaskan, percuma Ustadz Abu Bakar Ba'asyir melawan atau membela diri, karena semua sudah dirancang sebagian oknum Polri. Hal ini pernah disampaikan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir saat diperiksa penyidik Mabes Polri .

"Saya mau bicara apapun, pasti dijebloskan, silakan saja bapak-bapak ini tentukan nasib saya di dunia," ujar Mahendra menirukan ucapan
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.

Menurut Mahendra, bukan pertama kali ini
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dituntut dengan pasal-pasal yang bombastis. Berulang kali pula pria berjenggot putih ini dituduh melakukan teror-teror yang mengerikan lewat serangkaian aksi bom di Tanah Air. Kali ini, saat Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dituduh terlibat latihan militer di Aceh, hal ini pun tidak mengherankan lagi bagi Mahendra.

"Memang ada sekelompok kecil oknum di tubuh Polri yang tidak senang waktu beliau dibebaskan," tuding Mahendra.

Tim Pembela Muslim (TPM) pun akan berusaha membela
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir sekuat tenaga. Namun di bulan Ramadan ini, Ba'asyir meminta agar tidak terlalu banyak berbantah-bantahan. Pihak TPM pun menyanggupi permintaan ini.

"Kita gerak lagi setelah Ramadan. Santai saja, ini tidak perlu terlalu serius," terang Mahendra.

Polisi Tuduh Tiga Tuduhan

Penyidik harus bekeja keras untuk membuktikan keterlibatan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dalam terorisme di Indonesia. Penyidik sangat yakin dengan alat bukti yang ada tentang peran Baasyir.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang menjelaskan ada 3 hal keikutsertaan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dalam terorisme di Tanah Air. Pertama, Baasyir aktif dalam perencanaan kegiatan teroris, termasuk didalamnya proses pelatihan sampai aksinya.

Kedua, Edward menuturkan, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir sebagai pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) aktif menggalang dana untuk mengumpulkan data dan memberikan uang kepada orang-orang yang ditunjuk untuk operasi dan pengendali di Aceh.

Terakhir, ujar Edward, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir mengetahui rangkaian peristiwa terorisme dari laporan-laporan yang disampaikan secara berkala, bahkan dilaporkan dengan laporan-laporan visual.

..."Di video itu sekaligus pertanggungjawaban terhadap penggunaan anggaran. Itu dilakukan di bebarapa tempat dan disaksikan oleh beberapa orang dan semuanya sudah diperiksa," tegas Edward...

 "Di video itu sekaligus pertanggungjawaban terhadap penggunaan anggaran. Itu dilakukan di bebarapa tempat dan disaksikan oleh beberapa orang dan semuanya sudah diperiksa," tegas Edward, Selasa (10/8).

Terkait hal tersebut, juru bicara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Son Hadi mengatakan bahwa pihak kepolisian memanipulasi bukti untuk menjerat Ba’asyir.

“Atas dasar apa penetapan tersangka itu. Kalau video rekaman tersebut kan bisa dibuat-buat,” katanya, Rabu (11/8/2010).

Terkait video yang dimaksud Son, Mabes Polri mengklaim telah mengantongi video yang membuktikan keterlibatan Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir dengan pelatihan militer teroris di Aceh.

Lebih lanjut Son mensinyalir ada skenario khusus yang dimainkan pihak pemerintah dengan kepolisian. “Ustadz ditangkap dua hari setelah SBY mengaku mendapatkan ancaman. Inikan ada sesuatu,” paparnya.

Dia menambahkan, penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang waktunya dekat dengan bulan Ramadan dikhawatirkan akan menimbulkan provokasi bagi umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Pasalnya Ustaz bukan hanya punya Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) tapi punya umat.

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Bukan Orang Tolol

Polisi menuduh Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Ustadz Abu Bakar Ba'asyir akan mengganti dasar negara lewat serangkaian aksi teror. Guna melakukan niatan itu, sejumlah pelatihan militer digelar Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Tim Pembela Muslim (TPM) pun menertawakan tuduhan polisi itu.

..."Jadi tidak setolol itu mau ganti dasar negara dengan perang," tutupnya....

"Ustadz Abu Bakar Ba'asyir memang orang kampung. Tapi tidak bodoh. Kami tersinggung dengan tuduhan itu," ujar pengacara Ba'asyir dari TPM, Mahendradatta, Selasa (10/8/2010) malam.

Menurut Mahendra,
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir tentu tidak sebodoh itu mau melawan TNI dan polisi yang jumlahnya ratusan ribu untuk mengganti dasar negara. Apalagi menurut Mahendra, polisi menuduh pengikut Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang telah dilatih hanya sekitar 50 orang.

"Masa pikirannya sebodoh itu, 50 orang mau melawan ratusan ribu TNI dan Polri," jelas Mahendra. Mahendra menjelaskan,
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir memang punya niat ingin mengganti dasar negara.

Tapi bukan dengan cara kekerasan melainkan dengan cara konstitusional. Hal itu pernah disampaikan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir saat bertemu dengan Ketua MPR Taufiq Kiemas beberapa waktu lalu. "Jadi tidak setolol itu mau ganti dasar negara dengan perang," tutupnya. (Ibnudzar/dbs).


latestnews

View Full Version