KLATEN (voa-islam.com) – Kunjungan Anas Urbaningrum ke pengunsi di Gereja Katolik Klaten dicurigai sebagai upaya dukungan terhadap gerakan pemurtadan. Pasalnya, banyak titik lokasi pengungsian yang ditempati kaum Muslimin, tidak ia kunjungi.
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan rombongan berkunjung ke pengungsian yang berada di gereja Katolik Paroki Kecamatan Kebonarum Klaten, Rabu siang (10/11/2010).
Para tokoh masyarakat setempat sangat menyayangkan dan merasa tersinggung karena tidak dihargai dengan kedatangan Anas dan rombongan yang hanya berkunjung ke satu titik pengungsian, yaitu di gereja Katolik Paroki Kebonarum, padahal banyak titik pengungsian di Kecamatan Kebonarum. Bahkan sikap Anas yang mantan aktivis HMI itu dinilai tidak peka dengan pengungsi-pengungsi yang lain yang berada di pengungsian banyak kaum muslimin. Mereka mencurigai sikap Anas secara tidak langsung sebagai mendukung pemurtadan.
Nadianto, aktivis Forum Arimatea Solo mensinyalir pihak gereja telah memanfaatkan musibah Merapi sebagai ajang pemurtadan.
"Bagi orang gereja, musibah membawa berkah karena banyak jiwa-jiwa baru yang siap dibaptis,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh relawan Jama’ah Ansharut Tauhid Klaten, pihak kecamatan tidak dikonfirmasi kedatangan Anas dan rombongan tersebut.
Indikasi Pemurtadan di GOR Klaten
Sementara itu, ditempat terpisah, yaitu posko pengungsian di Gedung Olah Raga (GOR) Klaten, upaya pemurtadan dilakukan dengan cara membagikan kaos kristiani. Salah satunya adalah kaos hitam bertuliskan slogan Kristen: "I will follow Jesus forever."
Mardiono, seorang pengungsi yang berasal dari dukuh Karangjati, Desa Ngemlak Kecamatan Kemalang, mengaku kaos yang bertuliskan "I will follow Jesus forever" diberikan oleh temannya. Penampilan Mardiono yang awam dengan bahasa kristenisasi ini terlihat aneh. Kepalanya memakai peci hitam, nampak sebagai seorang Muslim. Tapi bila dilihat kaos lengan pendek warna hitam yang dipakainya, ia kelihatan seperti seorang Kristen militan.
Sayang Mardiono tidak menyebutkan siapa gerangan temannya tersebut. Malah Mardiono meminta bantuan jaket saat kami mewawancarainya. Sedangkan Yadi, yang menemani Mardiono dan mengaku tetangganya malah meminta sajadah dan sarung. [taz/Bekti Sejati]
Baca berita terkait: