View Full Version
Senin, 03 Jan 2011

Puisi Ketegaran Aji Faisal, Terdakwa Pemukulan Jemaat HKBP Ciketing

BEKASI (voa-islam.com) – Aji Ahmad Faisal, salah satu terdakwa kasus pemukulan dalam insiden HKBP Ciketing, tak merasa risau maupun sedih, meski dirinya sudah menghuni sel tahanan sejak empat bulan lalu.

Pemuda yang berdomisili di Rawa Lumbu Bekasi ini ditahan polisi di Jakarta, Kamis sore (7/10/2010) karena dicurigai sebagai pelaku pemukulan terhadap jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Hasian Lumbantoruan Sihombing.

Pria kelahiran Pemalang 28 tahun silam ini bukanlah seorang aktivis FPI atau ormas Islam lainnya. Aji, demikian ia biasa disapa, hanyalah seorang penyair jalanan yang biasa mengamen puisi di atas bus kota di Jakarta. Bersama komunitas PIJAR (Pinggir Jalan Raya), Aji yang menjabat sebagai Kepala Bidang Kesenian, biasa membagikan pemikiran dan spirit keislamannya dengan membaca puisi di bus kota.

Jelang persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi, Senin (3/1/2011), tak nampak raut kesedihan di wajah Aji. Kepada voa-islam.com, Aji mengungkapkan kebahagiaannya selama hidup di penjara, karena di sinilah Aji menemukan makna hidup dan hakikat Islam, dipandu oleh sang guru KH Murhali Barda, mantan Ketua FPI Bekasi Raya yang senasib dengannya.

“Jadi ane anggap di penjara lagi nyantren, lagi uzlah,” tuturnya dengan bangga.

Kepada voa-islam.com, Aji menitipkan sebait puisi “Tak Perlu” untuk umat Islam. Inilah puisi singkat yang hasil perenungan Aji yang terbaru:

TAK PERLU

Tak perlu menangis
Hanya karena dituduh ekstrimis.

Tak perlu berduka
Hanya karena dipenjara.

Tak perlu resah
Karena ini adalah uzlah.

Menangis dan berdukalah
Karena dosa.

Bulak Kapal, Desember 2010
Yang sedang beruzlah,

(Aji Ahmad Faisal)
[taz]


latestnews

View Full Version