View Full Version
Senin, 13 Jul 2009

Jika RI Tidak Protes Pembantaian Muslim China?

JAKARTA (voa-islam.com)- Pemerintah Indonesia didesak segera melakukan protes keras kepada Pemerintah RRC agar menghentikan pembantaian terhadap ummat muslim etnis Uigur di Xinjiang. "Kendati masalah tersebut merupakan masalah dalam negeri Cina , dikhawatirkan akan menjadi pemicu aksi balasan anti Cina di Indonesia," kata Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI), Sumargono, Senin pagi.

Sementara, Sekretaris Forum Umat Islam Indonesia (FUI) M.Shodiq Ramadhan mengatakan Sampai sekarang ratusan muslim Uigur tewas dibantai, ribuan luka-luka dan 1434 lainnya diculik penguasa negeri komunis tersebut.

Berkaitan dengan pembantaian muslim Uigur ini, di Jakarta Senin ini dikelar aksi demo yang dikoordinir FUI ke Kedubes Cina . Mereka ingin menemui Dubes Cina di Jakarta untuk menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Cina supaya segera menyetop pembantaian terhadap etnie Uigur, kata Shodiq Ramadhani.

Sejumlah perwakilan organisasi Islam yang ikut demo yaitu: pewngurus As Syadi'iyyah, Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDI), Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI), NU, Muhammadiyah, Hizb, Dakwah Islam (HDI), FPI, GPMI, YPI Al Azhar, MMI, Jemaah Anshorut Tauhid, Gerakan Reformasi Islam (Garis), MER-C, GPI dan puluhan organisasi Islam lainnya.

Shodiq mengingatkan pemerintah Cina bahwa solidaritas ummat muslim sangat kuat. "Kalau saudaranya (muslim) di mana pun di dunia ini diperlakukan kasar, ummat muslim di mana pun akan merlakukan perlawanan. Ini yang kita khawatirkan. Jangan sampai di Indonesia muncul gerakan anti etnis Cina," tambahnya.

Sumargono menambahkan pemerintah RI harus tegas dan segera melayangkan nota protes kepada pemerintahan Cina sebelum terlambat dan muncul gerakan anti Cina di Indonesia.

Menurut dia, hubungan antara ummat Islam Indonesia dengan warga keturunan Cina selama ini sudah membaik. Jangan sampai hubungan sudah baik ini kembali memburuk akibat pembantaian etnis Uigur di Cina. 

Sementara itu, jurubicara Deplu T. Faizasyah dihubungi terpisah mengatakan dalam kontek hubungan bilateral Deplu sudah menyampaikan penyesalan atas kerusuhan di Cina dan mengharapkan agar pemerintah Cina bisa menyelesaikan kasus tersebut dengan baik.

Dia menambahkan karena masalah kerusuhan di Cina merupakan masalah dalam negeri negara tersebut, pemerintah RI tidak harus menyampaikan nota protes, tambahnya. (sumber: http://harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=71596)


latestnews

View Full Version