View Full Version
Rabu, 15 Jul 2009

Pemerintah Didesak Bantu Muslim Uighur

Ormas Islam mendesak Indonesisa menggalang solidaritas Internasional Untuk      membantu Muslim Uighur di Cina.

Penindasan yang di alami oleh masyarakat Muslim Uighur di Kota Urumqi, Propinsi Xinjiang, Cina, terus mengundang reaksi keras dan kecaman dari umat Islam Indonesia. Ratusan aktivis dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa didepan kedutaan besar Cina, selasa (14/7), menuntut dihentikannya tindakan represif dan diskriminatif terhadap Muslim Uighur.

“Kami menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk menghentikan kerja sama dengan Cina. Karena, negara itu telah melakukan pembantaian terhadap warga muslim di Urumqi, Ibu kota Xinjiang, Cina”, teriak ketua DPP HTI, Farid Wajdi, dalam orasinya di depan kedutaan besar Cina di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Sehari sebelumnya ratusan umat muslim yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) juga berunjukrasa di depan Kedubes Cina. HTI mendesak Pemerintah Indonesia untuk turut campur terhadap kerusuhan yang menewaskan ratusan warga Muslim Uighur. “Kami mengecam Pemerintah Indonesia yang tidak mau membantu umat Islam di Uighur. Karena, Jelas kasus ini merupakan pelanggaran HAM,” tutur Farid.

Para pengunjukrasa juga menuntut Pemerintah Cina segera menghentikan tindakan kekerasan atau represif kepada Muslim Uighur, dalam kerusuhan di Xinjiang beberapa hari yang lalu. HTI juga mendesak Pemerintah Cina melepaskan kaum Muslim Uighur yang di tangkap, mengobati yang luka, dan memberikan kompensasi kepada mereka yang terbunuh.

Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) serta Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mendesak Pemerintah Indonesia, agar segera menggalang solidaritas dan opini internasional untuk membantu Muslim Uighur di Cina.

“Pemerintah hendaknya ikut berpartisipasi untuk mengatasi penderitaan  saudara-saudara kita, Muslim Uighur di Cina. Pemerintah bisa mengembangkan diplomasi dengan pemerintah Cina, juga dengan dunia internasional untuk menggalang solidaritas dan opini masyarakat dunia,” ungkap ketua PBNU, KH. Ridwan Lubis.

Menurut kiai Ridwan, Pemerintah Indonesia harus segera melakukan langkah-langkah kongkret untuk membantu Muslim Uighur. “Tentunya tanpa bermaksud untuk mencampuri urusan dalam negeri-negeri lain,” tuturnya. PBNU juga menyerukan kepada umat muslim dan Ormas Islam di tanah air untuk memberi bantuan kemanusiaan bagi Muslim  Uighur, yang tengah dizalimi dan dianiaya di negerinya sendiri.

PBNU mendesak Pemerintah Cina untuk mengubah kebijakannya, yang diskriminatif terhadap Umat Muslim di Cina. Pernyataan senada juga dilontarkan Ketua PP Muhammadiyah, KH. Yunahar Ilyas. Menurut dia, Pemerintah Cina harus mengakhiri kebijakannya yang diskriminatif terhadap Umat Islam.

“Pemerintah Indonesia harus mendesak dan menekan Pemerintah Cina, untuk tidak bertindak represif dan diskriminatif terhadap Umat Muslim di sana. Pemerintah harus menggalang solidaritas internasional dan membangun diplomasi untuk menyelesaikan tindakan represif  yang di lakukan disana,” ujar kiai Yunahar menegaskan.

Keprihatinan terhadap kondisi Muslim Uighur juga di lontarkan Sekretaris Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Aly. Ulama Aceh barharap Presiden Susilo Bambang Yudoyono mendesak Pemerintah Cina menghentikan kekerasan etnis di Urumqi, ibu kota Xinjiang, Cina.

“Kami sangat prihatin karena masih ada kekerasan di Negara-negara maju. Kami berharap Presiden Susilo Bambang Yudoyono mendesak Pemerintah Cina, agar menghentikan kekerasan etnis di Negara tersebut.”

(sumber: Koran Republika, Rabu, 15 Juli 2009)


latestnews

View Full Version