Pemboman di hotel JW Marriott dan hotel Ritz Carlton pada hari Jum'at yang lalu masih menyisakan duka hingga hari ini, begitu juga dengan pelaku pemboman tersebut masih diselimuti ketidak-pastian tentang identitas pelakunya, setidaknya begitulah yang disampaikan oleh pihak berwajib yang menyelidiki kasus ini. Namun di negeri ini kemudian bermunculan orang-orang "pinter" yang berkomentar sambil tidak malu-malu membuat kesimpulan bahwa pelaku pemboman adalah jebolan pondok pesantren Ngruki, kelompok Jama'ah Islamiyah, orang-orang Nurdin M. Top, dan sebagainya. Kesemua para komentator itu mengarahkan jari telunjuknya kepada kelompok Islam. Bahkan yang lebih aneh bin ajaib lagi adalah seorang Muslim menuduh saudaranya sendiri.
Kita patut angkat topi dengan pihak kepolisian yang tidak gegabah mengambil kesimpulan tentang pelaku bom bunuh diri, setidaknya sampai tulisan ini diturunkan.
Kita patut angkat topi dengan pihak kepolisian yang tidak gegabah mengambil kesimpulan tentang pelaku bom bunuh diri, setidaknya sampai tulisan ini diturunkan. Meskipun sebelumnya sempat terlontar ucapan dari petinggi kepolisian yang menduga keterlibatan orang atau kelompok lama, namun tidak segegabah seorang yang berpredikat ustadz atau habib menunjuk langsung siapa dan dari mana pelaku pemboman itu.
Apakah ini akibat dari pernyataan presiden SBY yang disesali banyak pihak tentang teror bom yang katanya sebagai upaya kelompok orang yang tidak puas dengan hasil pilpres kemarin. Artinya, kalau sekaliber presiden saja bersikap seperti itu dalam mensikapi teror bom, bagaimana pula dengan rakyatnya yang kemudian ikut-ikutan menuduh seseorang atau sekelompok orang mendahului kesimpulan akhir penyelidikan polisi.
Marilah kita semua bersikap dewasa dalam mensikapi teror bom ini. Tidak perlu ada sikap saling tuding, curiga, stereotype, apalagi fitnah terhadap orang lain. Kita adalah satu bangsa yang telah memasuki usia dewasa, maka dewasa pulalah mensikapi setiap peristiwa. Yang paling diuntungkan dengan peristiwa ini adalah mereka yang memang tidak pernah suka bangsa ini bangkit dari keterpurukan panjangnya. Mereka yang tidak menghendaki bangsa ini muncul sebagai bangsa yang mandiri akan terus menerus mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya dengan penguasaan asing atas kekayaan alam negeri ini, perusakan moral generasi muda bangsa sebagai calon pemimpin yang akan datang, pemiskinan rakyat dengan prilaku korupsi, pembodohan dengan pendidikan yang mahal, perpecahan dengan politik adu domba, dan berbagai upaya yang menghambat bangkitnya negeri ini.
Untuk ummat Islam sebagai penghuni terbesar negeri ini, marilah kita rapatkan barisan, tingkatkan ukhuwah, dan tingkatkan kualitas diri sebagai ummat terbaik
Untuk ummat Islam sebagai penghuni terbesar negeri ini, marilah kita rapatkan barisan, tingkatkan ukhuwah, dan tingkatkan kualitas diri sebagai ummat terbaik. Hanya dengan sikap itulah kita bisa meraih 'IZZUL ISLAM WAL MUSLIMIN. Jangan pernah gegabah memberi citra negatif terhadap saudaranya sendiri. (sal/voa-islam)