Solo, (voa-islam) - Abu Bakar Ba'asyir menegaskan tidak ada aktivis Islam yang ikut gerakan teroris. Menurutnya, terlepas salah atau benar tindakannya, para aktivis itu hanya mereaksi tindakan-tindakan pemerintah dan negara-negara barat yang dinilai melecehkan Islam dan hukum Islam.
"Tidak ada aktivis Islam yang teroris. Mereka adalah pejuang Islam dengan itjihad mereka sendiri. Teroris yang sebenarnya ya Amerika dan sekutunya itu. Mereka hanya mereaksi serangan permusuhan terhadap Islam yang dilakukan musuh Islam," ujar Ba'asyir kepada wartawan di Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo, Rabu (22/7/2009).
Selain itu Pemerintah Indonesia juga dinilai tidak punya nyali karena tidak mau menerapkan hukum Islam dalam pemerintahan di negara yang mayoritas Islam. Menurut Ba'asyir, para aktivis Islam yang disebutnya sebagai para mujahid itu akan dengan sendirinya reda jika hukum Islam diterapkan.
Abu Bakar Ba'asyir menegaskan tidak ada aktivis Islam yang ikut gerakan teroris.
Lebih lanjut, Ba'asyir juga mengaku tidak bisa menyetujui peledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton jika memang peledakan itu dilakukan kelompok muslim. Alasan Ba'asyir, sesuai rukun dan syarat jihad tidak dibenarkan melakukan peledakan seperti itu sebelum resmi menyatakan perang secara terbuka.
"Namun demikian saya tidak bisa mempersalahkan mereka (kelompok Islam tertentu) jika memang mereka yang melakukan. Karena jika mereka melakukan itu berarti atas dasar itjihad mereka sendiri. Itjihad itu bisa saja benar bisa saja salah. Bisa juga saya yang salah," paparnya.
Ba'asyir juga tidak memberikan jawaban secara gamblang ketika ditanya apakah dia setuju Noordin M Top ditangkap. Dia hanya mengatakan bahwa selama ini Noordin adalah seorang warga Malaysia yang datang ke Indonesia untuk memperjuangkan tegaknya syariat Islam.
Ketika ditanya apakah dia prihatin atas jatuhnya korban di kedua peledakan itu, Ba'asyir menjawab, "Ya, harus tidak seperti itu. Bahkan kafir atau pendeta sekalipun tidak boleh diusik jika tidak memusuhi. Namun saya jauh prihatin terhadap pemerintah Indonesia yang bersikeras tidak mau menerapkan syariat Islam yang akan menyelesaikan semua masalah ini."(PurWD?voa-islam/detik)