Hari Senin 27 Juli 2009 di Hotel Sahid Jaya Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka resmi seminar Internasional bertema "Dunia Islam dan Masa Depan Peradaban". Seminar tersebut diselenggarakan oleh World Islamic People's Leadership (WIPL) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam sambutannya Jusuf Kalla mengharapkan seminar ini memberikan hasil yang kongkrit bagi pembangunan ummat Islam khususnya, dan ummat manusia pada umumnya. Apalagi negara-negara Islam saat ini adalah negara-negara yang paling menderita akibat krisis ekonomi dunia, padahal negara-negara Muslim adalah negara yang sangat kaya dengan potensi alamnya.
Seminar yang dihadiri oleh kurang lebih 100 orang itu membahas tentang Dunia Islam dan Masa Depan Peradaban Dunia dengan berbagai tantangan yang dihadapi. Pembahasan terdiri dari dua sesi pagi dan siang dengan para pembicara Dr. Raja Zafarullah Haq dari Pakistan, Prof. Dr. Bahtiar Effendy dan Dr. Haidar Baqir dari Indonesia, Prof. Dr. Saleh Ali Al Huseini dari Nigeria, dan Dr. Ahmad Syauqi Al Hifni dari Mesir.
Para pembicara pada seminar ini mengungkapkan persoalan-persoalan ummat Islam yang hingga hari ini belum terselesaikan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan politik sesaat. Para intelektual Muslim dianggap belum melakukan hal yang paling mendasar untuk melakukan perubahan dari keterbelakangan ummat, yakni bagaimana melepaskan ummat dari kejumudan berfikir.
Persoalan yang dihadapi ummat Islam di seluruh dunia jangan hanya dilihat dari akibat faktor luar, tetapi yang paling besar adalah faktor internal ummat Islam itu sendiri. Apabila faktor-faktor internal penghambat kemajuan itu bisa diatasi, maka barulah ummat Islam bisa menyumbangkan sesuatu bagi peradaban masa depan. Para pembicara sepakat menyebutkan masalah dan tantangan ummat saat ini adalah kemiskinan, kebodohan, dan perpecahan dikalangan ummat Islam itu sendiri.
Seminar yang ditutup oleh Din Syamsudin Ketua Umum Muhammadiyah itu merekomendasikan : pertama, harus disadari bahwa dunia Islam adalah penyumbang peradaban terbesar dunia pada masa yang lalu hingga kini, maka dunia Islam hari ini harus menjadi penentu peradaban masa depan, karena ummat Islam memiliki potensi yang melimpah bagi kemakmuran dan kesejahteraan dunia. Kedua, harus disadari pula bahwa peradaban barat sedang dalam keadaan sekarat, maka kesempatan bagi ummat Islam untuk memberikan alternatif menyelamatkan kehidupan ini dari kerusakan yang Barat ciptakan. Ketiga, ummat Islam harus disadarkan tentang perannya di muka bumi sebagai khalifah. Keempat, harus selalu membangun dialog dengan masyarakat dunia tanpa ada diskriminasi untuk membicarakan tentang strategi membangun peradaban dunia. (sal/voa-islam)