View Full Version
Selasa, 04 Aug 2009

Haji Bukan Ladang Bisnis

JAKARTA (voa-islam.com) - Berbagai masalah terhadap jamaah haji kita, menunjukkan sangat tidak profesionalnya Depag menangani haji. Adanya indikasi tuduhan masyarakat bahwa haji itu selama ini dijadikan sebagai lahan bisnis yang menjanjikan dan menggiurkan, cukup beralasan.

Sebab seperti misal, tidak salah kalau orang bertanya waiting list dan uang pendaftran haji jamaah yang sudah masuk Rp20 juta, tapi diparkir dua sampai empat tahun baru diberangkatkan, ke rekening siapa masuknya, bunganya berapa. Belum lagi biaya siluman proses pendaftaran, penukaran (kurs) uang, administrasi  infak, belum lagi DAU (Dana Abadi Umat) dan banyak lainnya, selama ini sangat berjalan mulus.

Adanya indikasi tuduhan masyarakat bahwa haji itu selama ini dijadikan sebagai lahan bisnis yang menjanjikan dan menggiurkan, cukup beralasan.

Ulama dan mubalig ibukota, Ketua Umum Masyarakat Betawi Se-Jabodetabek (Mabes), KH Fakhrurrozi Ishaq, sangat mendukung sikap dan langkah DPR terhadap pemerintah, khususnya Departemen Agama (Depag) dalam penanganan haji yang selama ini dinilai selalu menimbulkan berbagai kasus  masalah.

Keresahan yang merugikan jamaah haji, setap tahun selalu muncul. Karena itu, pihak DPR akan segera menanyakan dan meminta penjelasan dan pertanggungjawaban Depag soal penanganan haji sebenarnya.

"Saya sangat mendukung dan gembira pernyataan Pak Agung Laksono sebagai ketua DPR RI yang meminta Depag lebih serius menangani jamaah haji Indonesia. Niat Pak Agung Laksono ini juga didukung oleh mayoritas anggota dewan lainnya, dan ini terlihat dari hak angket DPR untuk menegur pemerintah supaya jamaah haji kita ditangani secara profesional dan jangan sampai nanti mereka menjadi bangsa Indonesia yang terisolir sebagai jamaah haji," katanya pada Harian Terbit, kemarin.

Ditambahkan, karena kontribusi kita  untuk pemerintah Arab Saudi yang mengelola sebagai khadimulharamain, sangat besar jumlahnya, karena jamaah haji Indonesia yang paling banyak dibanding negara-negara lain di dunia. Tapi kenapa kita kok malah jadi telantar dan tidak bisa diusahakan agar mendapat prioritas.

Ke mana pejabat Depag semua. Kalau memang uangnya kurang, coba diaudit secara serius, teliti, cermat oleh tim independen bersama gabungan sejumlah ahli yang profesional, sehingga akan diketahui dari sisi mana kekurangannya.

"Kita kan ingin lihat hasil audit itu juga, apalagi biaya perjalanan ibadah haji selama ini termasuk urutan paling tinggi di seluruh negara dunia, dan ironisnya ongkos naik haji setiap tahun terus naik membubung," katanya.

Pihak Depag hendaknya jangan megelabui jamaah dengan tameng ibadah, membuat setiap jamaah haji, ketika mendapat masalah, disuruh bersabar dengan alasan karena sedang menjalankan ibadah haji.

Mubalig terkenal ini menambahkan, pihak Depag hendaknya jangan megelabui jamaah dengan tameng ibadah, membuat setiap jamaah haji, ketika mendapat masalah, disuruh bersabar dengan alasan karena sedang menjalankan ibadah haji. Jadi setiap jamaah harus sabar menerima ujian, tidak boleh protes, jangan ribut, harus sabar agar pahalanya semakin besar dan lain sebagainya. (PurWD/v-i/ht)


latestnews

View Full Version